Ungkap Titik Rawan Klitih di Sleman, Polisi: Waspadai Jalan Sepi-Gelap

Ungkap Titik Rawan Klitih di Sleman, Polisi: Waspadai Jalan Sepi-Gelap

Jauh Hari Wawan S - detikNews
Selasa, 04 Feb 2020 17:54 WIB
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo (Jauh Hari/detikcom)
Sleman -

Kasus klitih atau kekerasan jalanan membuat warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resah. Polres Sleman sudah memetakan daerah rawan dan membagikan tips untuk menghindari klitih.

"Titiknya sekarang yang rawan (kekerasan jalanan alias klitih) di jalan kabupaten, mulai simpang empat Kronggahan ke selatan. Beberapa kejadian kekerasan jalanan terjadi di sana," ujar Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo saat ditemui wartawan di Mapolres Sleman, Selasa (4/2/2020).

Meski jalan kabupaten rawan kekerasan jalanan, Rudy meminta warga Sleman tidak resah. Dia memastikan bakal menindak para pelaku klitih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat diimbau tidak resah, walaupun memang faktanya seperti itu (ada kekerasan jalanan), kami fokus untuk menangani," tegasnya.

Selain di jalan kabupaten, kata Rudy, pada dasarnya semua jalan di Sleman tergolong rawan. Apalagi jalan yang sepi dan minim penerangan saat malam.

ADVERTISEMENT

"Setiap jalan yang sepi, tidak ada penerangan, itu rawan. Kalau dari beberapa kejadian, poinnya seperti itu, karena tidak ada pengawasan dan kondisi gelap, mereka (pelaku kekerasan jalanan) bisa leluasa untuk mengayunkan sajam," jelasnya.

"Semua jalan bisa jadi berbahaya karena kurang penerangan dan sepi," lanjutnya.

Guna mengantisipasi klitih, dia meminta masyarakat tidak keluar saat malam hari kalau tidak ada keperluan yang mendesak.

"Kalau bisa, jangan naik motor jam 02.00-03.00 WIB," sarannya.

Selain itu, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dengan membubarkan anak-anak usia sekolah yang masih nongkrong pada pukul 23.00 WIB ke atas. Pihaknya khawatir kegiatan nongkrong tanpa kegiatan yang jelas itu nantinya berujung pada klitih.

"Kami coba antisipasi untuk mengejar para pelaku ini. Misalkan anak-anak yang suka ngumpul di jam-jam malam kami akan lakukan preemtif untuk membubarkan," jelasnya.

"Kalau jam segitu (mereka) kumpul, kami akan geledah, jangan sampai terlambat. Karena biasanya diawali dengan kumpul, ngobrol, ngepil dan minum (miras), lalu muncul keberanian itu (melakukan kejahatan jalanan)," lanjut Rudy.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads