Sejumlah pelajar Indonesia yang menimba ilmu di China ramai-ramai pulang sejak Virus Corona merajalela. Salah satunya Akhmad Naufal (17), pelajar asal Sumenep, Madura.
Pada akhir Desember 2019, warga di Kota Nanning, Guanzhou, China tidak terlalu peduli dengan Virus Korona yang menjangkit warga Kota Wuhan. Namun sekitar pertengahan Januari, korban semakin banyak dan penyebaran virus tersebut semakin cepat.
"Kalau teman-teman Indonesia tidak ada yang kena, tapi terakhir datanya di Kota Nanning itu ada 15 orang yang terjangkit Virus Korona ini," kata Akhmad yang merupakan warga Desa Batu Putih Laok, Kecamatan Batu Putih, Sumenep, Jumat (31/1/2020).
Sehingga pada 27 Januari, sejumlah pelajar Indonesia yang ada di Nanning mulai khawatir. Mereka banyak yang buru-buru pulang ke Indonesia. Terlebih informasi dari KJRI, seluruh wilayah di China akan lock down. Terutama di Wuhan, warga tidak boleh keluar sama sekali.
"Saya hubungi keluarga saya minta mau pulang. Soalnya saya takut juga kan di sana. Saya di sana sekolah SMA kelas dua," imbuhnya.
Jokowi Ingin Evakuasi WNI di China, Opsinya Belum Diputuskan:
Menurutnya, dalam dua pekan terakhir Nanning sepi. Jalan-jalan sepi tidak ada aktivitas. Toko banyak yang tutup. Di pasar pun hanya ada orang yang jualan sayur. Tidak ada pedagang yang berani jual daging sejak Virus Corona mengancam.
"Di Nanning itu meskipun sangat jauh (dari Wuhan), jalan-jalan sangat sepi. Toko tidak ada yang buka. Untuk beli masker saya selalu kehabisan tiap hari, alkohol habis," terangnya.
Awalnya Naufal mengaku tidak punya rencana untuk pulang. Ia akan tinggal di asrama sekolah meski sekarang sedang libur panjang Imlek.
Namun sejak ramainya berita Virus Corona, orang tua Akhmad, Mawardi mengaku sangat khawatir dan meminta dirinya segera pulang.
"Sejak mendengar ada Virus Corona di Wuhan itu saya terkejut. Gimana anak saya, pasti yang lain sama saja takut terkena virus itu," kata Mawardi.