Pelaku Bunuh dan Bakar Rosidah karena Body Shaming, Ini Kata Psikolog

Pelaku Bunuh dan Bakar Rosidah karena Body Shaming, Ini Kata Psikolog

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 29 Jan 2020 14:13 WIB
Ali Heri Sanjaya (27) membunuh dan membakar Rosidah karena dendam kerap menjadi korban body shaming. Kepada polisi, Ali mengatakan jika korban kerap menyebutnya gendut, boboho dan sumo.
Psikolog di RSUD Blambangan, Banyuwangi, dr Betty Kumala Febriawati (Ardian Fanani/detikcom)
Banyuwangi -

Ali Heri Sanjaya (27) membunuh dan membakar Rosidah karena dendam kerap menjadi korban body shaming. Kepada polisi, Ali mengatakan korban kerap menyebutnya gendut, Boboho, dan sumo.

Menurut psikolog di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Betty Kumala Febriawati, perundungan atau bullying bisa menimbulkan trauma terhadap korban. Bahkan, ketika suasana hati korban bullying sedang kurang bagus, itu dapat mengakibatkan timbulnya rasa dendam kepada pelaku bullying.


"Ada perubahan perilaku dan sikap seseorang yang menjadi korban bullying. Awalnya orang tersebut baik, namun, karena kasus bully, dia bisa menjadi jahat. Atau awalnya ramah, penyapa, tiba-tiba berubah jadi pemarah," kata Betty kepada detikcom, Rabu (29/1/2020).

Terkait kasus pembunuhan dan pembakaran di Banyuwangi yang dilatarbelakangi body shaming, kata Betty, masih harus ditelusuri lebih dalam. Apakah benar, gara-gara kasus bullying, pelaku kemudian tega melakukan pembunuhan sadis dengan membakar mayat korban?


"Kalau sampai membunuh, mungkin ada faktor lain. Sakit hati atau dendam atau faktor lainnya yang membuat pelaku melakukan pembunuhan tersebut," imbuhnya.

Sebab, beberapa kasus bullying yang ditanganinya justru cenderung korban yang mengalami tekanan dan trauma. "Banyak di antara korban bullying menjadi pemurung. Bahkan berusaha menghabisi dirinya sendiri (bunuh diri) karena tekanan yang dialaminya," sambungnya.


Ia berpesan korban bullying perlu dilakukan psychological first aid (PFA), yakni look (amati), listen (mendengar aktif), hingga link (menghubungi profesional).

"Itu yang harus dilakukan agar tidak ada kejadian traumatik yang besar bagi korban," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.