Jelang Pilbup Pangandaran, Bupati Jeje Dinilai Masih Sosok Terkuat

Jelang Pilbup Pangandaran, Bupati Jeje Dinilai Masih Sosok Terkuat

Faizal Amiruddin - detikNews
Selasa, 21 Jan 2020 15:15 WIB
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Pangandaran - Jelang Pilkada Serentak 2020, konstelasi politik lokal di Kabupaten Pangandaran mulai menghangat. Sejumlah nama digadang-gadang akan maju bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan itu, termasuk Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.

Politikus PDIP ini dinilai masih menjadi sosok terkuat sebagai Bupati Pangandaran. Berdasarkan hasil survei Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, elektabilitas Jeje masih berada di atas angka 50 persen di bandingkan dengan tokoh lainnya.

"Dalam berbagai simulasi jumlah kandidat, elektabilitas Jeje selalu unggul signifikan. Semakin sedikit jumlah calon, semakin tinggi elektabilitas Jeje," kata Toto Izul Fatah, Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSi Network Denny JA, melalui sambungan telepon, Selasa (21/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam siaran persnya, Toto menjelaskan survei dilakukan pada 9-13 Desember 2019 dengan menggunakan metode standar, multistage random sampling, wawancara tatap muka, dengan jumlah responden 440, dan margin of error 4,8 persen.

Dalam simulasi 9 calon, Jeje unggul dengan 65,5 persen, disusul Adang Hadari (Wakil Bupati Pangandaran) 14,1 persen, sementara yang lain masih di bawah 10 persen. Seperti Ino Darsono 7,7 persen, Taufik Martin 4,3 persen, dan tokoh lainnya.

Sementara itu, dalam simulasi 5 calon, posisi Jeje semakin jauh meninggalkan kandidat lain. Jeje unggul dengan 69,15 persen, disusul Adang Hadari 15,5 persen, dan yang lainnya di bawah 10 persen.



Simak Juga Video "PSI Cari Calon Wali Kota Surabaya dan Tangerang Selatan"

[Gambas:Video 20detik]



Begitu juga dalam simulasi yang lebih sedikit, seperti head to head dua pasang, Jeje semakin jauh meninggalkan kandidat lain. Dengan posisi Jeje yang seperti itu, ada kemungkinan sulit memunculkan calon yang mau maju di Pangandaran.

"Sebagai incumbent, sebenarnya tak ada yang aneh dan heran dengan elektabilitas Jeje yang melesat jauh meninggalkan kandidat lain itu. Dalam simulasi pertanyaan tentang apakah publik di Pangandaran ingin bupati baru atau bupati lama, mayoritas publik atau 67,7 persen ingin tetap pemimpin lama, dan hanya 19,8 persen publik ingin pemimpin baru," papar Toto.


Variabel lain yang menjadi faktor keunggulan Jeje adalah Jeje sebagai petahana memiliki tingkat kepuasan publik atas kinerjanya yang cukup tinggi, yaitu, 79,5 persen, yang terdiri atas 67,0 persen cukup puas dan 12,2 persen sangat puas.

Kedua, Jeje juga mempunyai bekal tingkat pengenalan dan kesukaan yang cukup tinggi, yaitu 97,3 persen tingkat pengenalan dan 92,8 persen tingkat kesukaan. Ketiga, Jeje sudah mengantongi jumlah pemilih militan atau strong supporter yang juga tinggi, yaitu 44,1 persen, sementara yang lain di bawah 5 persen.

Faktor lain yang juga selalu menjadi indikator potensi kemenangan tergambar dari peta distribusi dukungan di aneka segmen demografis yang cukup merata, baik suku, agama, gender, usia, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan bahkan sebaran dukungan di setiap zona dan daerah pemilihan.

"Potensi Jeje akan semakin kokoh jika pada pilkada September mendatang berpasangan dengan wakil bupati sekarang, yaitu Adang Hadari. Pasangan Jeje-Adang berpotensi semakin tak tertandingi karena berdasarkan simulasi calon wakil, hanya Adang yang berada di posisi tertinggi, yaitu 43,4 persen," papar Toto.

Namun posisi di atas angin yang diperoleh Jeje bukan tak mungkin tumbang. Tsunami politik dan politik uang diyakini bisa menumbangkan Jeje. Apalagi mengacu pada hasil survei, lebih dari 50 persen publik di Pangandaran menganggap politik uang adalah hal yang wajar. "Tsunami politik itu bisa dimaknai kejadian luar biasa, misalnya tiba-tiba jadi tersangka, terlibat korupsi, narkoba, atau lainnya," ujar Toto.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads