"Ketika bayi atau janin sudah lahir, secara adat itu harus diberikan nama," kata pemuka agama Desa Sidoluhur, Susilo Wardoyo (53), Jumat (17/1/2020).
Susilo menyebutkan janin yang diperkirakan berusia tiga bulan itu diberi nama oleh 'Raja' Toto. Nama yang dipilih adalah Cakradara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makam janin itu sekitar pukul 16.30 WIB tadi telah dibongkar dan dimakamkan lagi di lokasi berbeda. Pemindahan makam itu atas permintaan warga setempat.
![]() |
Diwawancara dalam kesempatan yang sama, Pj Kades Sidoluhur, Sudarmanto menambahkan pemindahan ini merupakan permintaan warga.
"Ini merupakan permintaan warga, yang meminta agar makam dipindahkan," kata Sudarmanto.
Proses pembongkaran makam disaksikan oleh pemerintah desa, kepolisian dan warga siang tadi. Saat makam dibongkar, terlihat ada kendil (periuk) dari tanah liat. Kendil itu kemudian diangkat dari liang makam dan dibungkus kain mori.
Selanjutnya, bungkusan itu digendong oleh Kartijo (47) yang merupakan pengurus kontrakan Toto. Puluhan warga beserta perangkat desa kemudian mengantarkan kendil itu untuk dimakamkan kembali di TPU Penggel, Dusun Pare, Desa Sidorejo, Godean. Lokasi pemakaman itu berjarak sekitar 300 meter dari kontrakan Toto.
Sudarmanto sebelumnya mengungkap kendil itu berisi janin bayi 'Ratu' Fanni.
"Saat kami tanya Ibu Mursinah, salah satu pembantu Toto, dia bilang ini merupakan janin bayi dari Fanni," ujar Sudarmanto.
Nama Cakradara pun dituliskan pada secarik kertas yang terbungkus plastik klip. Kemudian ditaruh di makam dan ditempelkan pada tangkai kayu penanda makam. Selain nama, ada tulisan Kamis Kliwon, 26 Desember 2019 pukul 21.00.
"Iya itu (janin) namanya Cakradara," sebut Sudarmanto.
Setelah proses pemindahan makam ini, warga meminta seluruh penghuni rumah kontrakan 'Raja' Toto segera angkat kaki. Seluruh aktivitas perkumpulan di sana juga diminta dihentikan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini