Apa Isi 'Prasasti Bumi Mataram' yang Disakralkan di Keraton Agung Sejagat?

Apa Isi 'Prasasti Bumi Mataram' yang Disakralkan di Keraton Agung Sejagat?

Sayoto Ashwan - detikNews
Rabu, 15 Jan 2020 16:05 WIB
Penampakan batu 'Prasasti Bumi Mataram' di dalam Keraton Agung Sejagat Purworejo, Rabu (15/1/2020). (Foto: Sayoto Ashwan/detikcom)
Purworejo - 'Istana' Keraton Agung Sejagat menjadi saksi bisu sepak terjang 'Raja' Toto Santoso (42) dan dan 'Ratu' Fanni Aminadia (41). Kini, 'istana' itu dipasangi garis polisi setelah si raja dan si ratu ditangkap polisi.

Pantauan detikcom, di dalam 'istana' yang berada di Dusun Pogung, Desa Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terdapat sebuah batu besar.

Menurut warga setempat, Amat Riyanto, batu itu disebut oleh anggota Keraton Agung Sejagat sebagai prasasti. Batu berjenis andesit itu dikatakan berasal dari Kecamatan Bruno, Purworejo. Saat didatangkan, batu diangkut menggunakan truk pada dini hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katanya dari Bruno batu untuk prasasti itu," kata Amat yang rumahnya di depan lokasi Keraton Agung Sejagat, Rabu (15/1/2020).


Apa Isi 'Prasasti Bumi Mataram' yang Disakralkan di Keraton Agung Sejagat?Batu 'Prasasti Bumi Mataram' di Keraton Agung Sejagat Purworejo, Rabu (15/1/2020). (Foto: Sayoto Ashwan/detikcom)

Amat menceritakan, anggota keraton kemudian memahat batu untuk dijadikan sebagai prasasti kerajaan. Batu itu saat ini diletakkan di bagian belakang 'istana' sisi kiri. Batu panjangnya sekitar 2 meter dan tinggi 1,5 meter.

"Dulu batunya tidak seperti itu, kayak batu kali, tapi kemudian dipahat," jelasnya.


Proses pembuatan prasasti, lanjutnya, meresahkan warga karena pemahatan dilakukan sampai larut malam oleh anggota keraton secara tertutup.

Setelah jadi, batu itu kemudian dinamai 'Prasasti Ibu Bumi Mataram II' yang diklaim menandai berdirinya Kerajaan Mataram di Bumi Pogung. Terdapat jejak sepasang telapak kaki, logo Keraton Agung Sejagat dan tulisan berbahasa Jawa.

Amat menambahkan, warga tambah resah karena batu itu kemudian disakralkan oleh anggota keraton. Batu itu ditutupi mori dan dilengkapi dengan aneka sesaji.

Warga setempat mengaku tidak tahu persis apa saja aktivitas di dalam 'istana'. Namun kerap anggota keraton berkumpul untuk bernyanyi dan bertepuk tangan.


Aktivitas itu sempat diprotes warga dengan melayangkan surat ke pihak 'istana'. Karena tidak jauh dari lokasi ada musala yang dipakai warga untuk beribadah.

"Kita merasa dilecehkan, di sini ada musala," terangnya.


Simak Video "Kapolda Beberkan Modus di Balik Deklarasi Keraton Agung Sejagat"

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads