"Ini (yel-yel) merendahkan keberagaman dan keberagamaan," kata Mahfud usai acara Dialog Kebangsaan 'Merawat Persatuan, Menghargai Kebersamaan' di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir UII, Jalan Kaliurang KM 14,5, Sleman, Selasa (14/1/2020).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut yel-yel yang menyinggung suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu tidak baik. Dia juga menyebut hal itu berpotensi untuk memecah keutuhan bangsa.
"Itu tidak baik untuk keutuhan bangsa ini," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembinaan aja dah dulu, itu dipanggil. Jangan-jangan gurunya agak bego kali, masa ada yel-yel begitu, " tuturnya.
"Dilihat aja dulu lah, dipanggil pembina Pramukanya siapa," lanjut Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, pembina Pramuka asal Gunungkidul yang menjadi peserta kursus pembina Pramuka mahir tingkat lanjutan (KML) Kwarcab Kota Yogyakarta bikin heboh. Dia mengajarkan tepuk Islam dengan yel-yel 'Islam Islam Yes, Kafir Kafir No' ke para siswa dalam acara yang dilaksanakan di SD N Timuran Yogyakarta pada Jumat (10/1) siang.
Tepuk bertendensi sektarian tersebut terungkap setelah salah seorang wali murid berinisial K buka suara. K tak terima setelah melihat sendiri ada pembina Pramuka mengajarkan tepuk demikian.
Yel-yel tersebut mengundang polemik dan menjadi perhatian berbagai pihak. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KH Mustofa Bisri pun turut berkomentar dan menyesalkan hal tersebut. (ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini