Untuk itu, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono meninjau kesiapan di posko siaga bencana BPBD Jatim. Heru melihat kesiapan bantuan pangan hingga dapur darurat.
"Kami mengecek dan memastikan kesiapan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat bencana alam melanda. Saat ini yang diwaspadai di wilayah Jatim adalah gerakan tanah atau longsor, banjir, angin kencang, puting beliung dan rob," kata Heru di kantor BPBD Jatim di Waru, Sidoarjo, Selasa (7/1/2020).
Saat terjadi bencana, warga yang terkena dampak akan langsung diberikan kebutuhan yang telah disiapkan di posko. Seperti sembako, pakaian, obat-obatan, dan makanan. BPBD juga menyiapkan sejumlah perahu karet bila nantinya banjir datang.
Selain itu, mobil dapur umum lapangan juga disiapsiagakan bagi warga yang terdampak bencana. Di kesempatan ini, Heru juga sempat mencicipi makanan di dapur umum yang dikelola Dinas Sosial Jatim. Dia memastikan makanan ini layak dikonsumsi masyarakat.
"Sudah saya perintahkan untuk makanan bagi korban bencana di dapur umum menggunakan nasi bungkus. Lauknya juga yang layak dan menggunakan beras premium," ujarnya.
Selain itu, Heru juga menyebut ada beberapa hal yang perlu diantisipasi. Salah satunya curah hujan tinggi dengan angin kencang.
"Yang paling diantisipasi adalah curah hujan dan angin kencang. Berbicara banjir tidak bisa dikategorikan zonasi wilayah rawan banjir karena bicara sungai itu dari hulu ke hilir," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi bencana banjir ini, Heru telah sudah menyiapkan tiga langkah. Pertama adalah pengaturan buka tutup pintu air guna mengatur debit air di sungai.
"Pengaturan pintu air ini yang perlu dikendalikan karena salah pengaturan, maka dampaknya pada wilayah di hilirnya," paparnya.
Kedua, dengan langkah pemasangan sheet pile untuk penguatan tanggul dan mengatur debit air. "Kami sudah siapkan sheet pile. Sekarang masih di depo dan nanti pemasangan dari Dinas PU Sumber Daya Air. Dengan sheet pile, maka pada saat tanggul jebol maka tidak pakai sak pasir lagi tapi bisa gunakan sheet pile. Ini juga mempercepat genangan agar tidak terlalu lama di pemukiman masyarakat," imbuh Heru.
Sedangkan ketiga dengan mendukung langkah modifikasi cuaca yang dilakukan BNPB (Badan Nasional Penaggulangan Bencana) dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
"Modifikasi cuaca ini untuk mengatur awan yang berpotensi hujan dengan menebarkan garam di awan. Jadi hujan diturunkan di laut bukan di wilayah daratan. Yang sulit itu tidak semua pilot siap atau berani mengejar awan," ungkapnya.
Heru yang juga menjabat Kepala BPBD Jatim ini berharap masyarakat bisa lebih waspada dalam beberapa hari ke depan. Dia juga mengimbau masyarakat di sekitar hulu sungai tidak membuang sampah sembarangan.
"Kita imbau masyarakat di hulu sungai agar tidak membuang sampah sembarangan agar melakukan hal hal yang tidak menambah hambatan pad asungai. Dan kita sudah siap alat-alat penanggulangan sosial, relawan siap," pungkasnya.
Simak Video "Mobil Terendam Banjir, Apa yang Harus Dilakukan?"
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini