Sekkab Lamongan Yuhronur Efendy mengatakan keluarga berharap agar pelaku segera ditemukan dan bisa dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
"Saya pikir ini sesuatu yang memprihatinkan dan mengenaskan, ibu ini kan dalam kondisi masih memakai mukena, ini kan perbuatan yang diluar nalar kemanusiaan kita. Saya harap ini segera ditemukan pelakunya dan dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya," kata Yuhronur kepada wartawan, Sabtu (4/1/2020).
Yuhronur menambahkan meski tinggal seorang diri, namun ibu mertuanya selalu ada penjaga yang masih tetangga, yaitu Salekan. Ketika itu, lanjut Yuhronur, Salekan mengontrol seperti biasanya dan karena lampu juga belum dinyalakan kemudian saat masuk rumah menemukan ibu mertuanya sudah bersimbah darah.
"Setelah menemukan ibu dalam kondisi seperti itu, Pak Kan kemudian lapor ke tetangga dan pak kades, kemudian lapor ke Polsek dan mengabarkan ke saya," terang Yuhronur.
Lalu barang-barang milik korban yang hilang? Yuhronur mengaku kalau keluarga belum sempat mengecek secara detail karena langsung dibawa ke RS untuk dilakukan otopsi sehingga keluarga belum tahu barang apa saja yang hilang. Hanya saja, aku Yuhronur, sepengetahuan istrinya ibunya biasa memakai kalung dan anting tapi saat ini kalung dan anting tersebut sudah tidak ada.
"Yang jelas waktu memandikan tadi, istri saya cerita kalau gelangnya masih ada, mungkin goresan itu karena untuk mengambil secara paksa, sehingga terjadi di goresan. Tapi kata istri saya, ibu biasanya pakai kalung dan anting, tapi itu tidak ada," tandasnya.
Seperti diketahui, ibu mertua Sekkab Lamongan ditemukan meninggal dunia di rumahnya dalam keadaan bersimbah darah. Hj. Rowaini (68) Diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curat) ibu mertua Sekretaris Kabupaten Lamongan ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka. Polisi hingga saat ini masih menyelidiki kasus ini. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini