Seperti informasi yang dihimpun, upaya mengungkap dugaan penyekapan itu sempat gagal dilakukan pihak Kades Banjarejo, Kecamatan Pakis. Artimunah membantah telah menyekap empat putrinya.
Bahkan, Artimunah menyampaikan jika putrinya tengah bekerja di Batam saat ditemui sang kades. "Awalnya putrinya yang bungsu bisa keluar rumah dan bercerita kepada tetangga. Dari informasi itu kemudian diteruskan warga kepada kades dan kapolsek," ujar Kasubag Humas Polres Malang AKP Ainun Djariyah kepada detikcom, Jumat (3/1/2020).
"Awalnya didatangi kepala desa untuk mengecek kebenaran dari informasi yang dilaporkan warga sepekan lalu. Namun, sang ibu berkelit dan membantah informasi atau laporan itu," imbuh Ainun.
Karena curiga dengan jawaban Artimunah, sang kades kemudian berkoordinasi dengan kepolisian setempat. "Dan baru hari ini dilakukan pengecekan oleh Muspika Pakis, tim dokter dan Dinas Sosial. Yang kemudian menemukan empat putrinya berada di dalam kamar," tutur Ainun.
Penyekapan dilakukan Artimunah diduga karena ia termakan doktrin dari guru spiritualnya. Sejak ditinggal suaminya yang meninggal pada 2004 lalu, Artimunah hanya hidup bersama empat putrinya.
Empat putri Artimunah yaitu Titin Yuliarsih (45), Asminiwati (44), Virnawati (40) dan Anis Mufidah (36). Mereka diduga telah disekap ibunya selama 15 tahun. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini