Pantauan detikcom, lahan jagung seluas satu hektar milik warga setempat mengalami kerusakan parah. Pada bagian daun jagung tampak berlubang dimakan ulat.
Salah satu petani jagung Mursyid menambahkan serangan hama ulat grayak dimulai sejak 2 minggu lalu. Bahkan semakin parah hingga sekarang.
"Ini satu petak habis, bagian pupus daun dimakan ulat," kata Mursyid kepada detikcom di lokasi, Jumat (3/1/2020).
Mursyid menambahkan serangan ulat ini baru terjadi saat memasuki musim tanam jagung. Petani memilih jagung sebab lahannya berada di lereng gunung.
"Untuk mengurangi serangan ulat saya semprot menggunakan racun serangga," ujar Mursyid.
Sementara warga lain, Parlin menambahkan dirinya harus membeli benih jagung baru. Sebab, lahan jagung miliknya dipastikan gagal panen.
"Kalau sudah dimakan ulat pupus jagungnya tidak bisa tumbuh, harus tanam baru," tukas Parlin.
Menurutnya, petani di awal masa tanam ini sudah mengalami kerugian Rp 1 juta meliputi biaya benih, pupuk dan upah buruh tani.
"Kalau tidak tanam lagi rugi di perawatan, eman-eman (sayang, -red.) lahannya kalo nganggur. Kalau diteruskan juga tidak akan tumbuh sempurna," tandas Parlin.
Meski diserang ulat, mereka tetap memilih jagung sebagai komoditas yang ditanam. Sebab, petani sudah paham dengan kondisi lahan.
"Baru kali ini kejadian serangan ulat sampai separah ini, bahkan desa tentangga juga tanaman jagungnya diserang," pungkas Parlin. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini