Cerita Bumil di Cipinang Melayu, 2 Kali Alami Banjir Saat Hamil Tua

Cerita Bumil di Cipinang Melayu, 2 Kali Alami Banjir Saat Hamil Tua

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Kamis, 02 Jan 2020 11:17 WIB
Foto: Ibu hamil korban banjir di Cipinang Melayu (Jefrie/detikcom)
Jakarta - Banjir yang melanda wilayah Kelurahan Cipinang Melayu hingga saat ini membuat 8 ibu hamil harus mengungsi dari rumahnya. Salah satunya adalah Anisah (23), ibu muda yang tengah hamil 9 bulan dan menanti kelahiran buah hatinya.

Anisah mengatakan, di tengah kondisi hamil tua, dirinya harus menyelamatkan diri saat banjir melanda rumahnya. Perempuan yang tinggal di Jalan Nurul Iman RT 05 RW 04 Cipinang Melayu ini mengatakan, dia tidak sempat menyelamatkan harta bendanya pada musibah banjir kemarin.

"Nggak tahu deh udah pusing. Sudah berantakan semua nggak ada, cuma nyelametin diri doang," kata Anisah Dwi di tempat pengungsian di masjid Kampus Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sambil memegangi perutnya yang sudah membesar, Anisah mengatakan rumah yang dia tempati hanya terlihat atapnya saja saat banjir kemarin. Anisah mengatakan, banjir mulai melanda rumahnya sekitar jam 03.00 WIB dini hari kemarin.

"Air langsung masuk ya kan cepet banget, deres gitu. Nggak keburu beresin apa-apa yang penting orang dulu deh. Airnya langsung masuk aja, alirannya cepet," sambungnya.

Simak Video "Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut, Warga Bersih-Bersih"



Anisah saat itu sedang berada di dalam rumah bersama orang tuanya, sang suami dan anak pertamanya yang berusia 6 tahun. Dia harus menumpah ke rumah tetangganya untuk menyelamatkan diri.

"Saya keluar buru-buru ke (rumah) sebelah yang punya tingkat. Di situ dulu. Pas siangnya, sudah mau sore juga sih baru saya dievakuasi, pakai perahu keluar. Nyeberangnya lewat atap orang untuk bisa keluar dari rumah. Karena masuk gang rumahnya. Jadi perahu nggak bisa masuk," ungkap Anisah.



Ibu hamil ini mengaku kaget saat tahu air mulai masuk ke dalam rumahnya karena saat itu dia dan penghuni rumah sedang terlelap tidur. Dia mengaku bingung dengan kondisinya saat ini, terlebih dia memikirkan kondisi bayi yang tengah dikandungnya.

"Udah bulan ke-9. Tinggal nunggu hari aja. (Diperkirakan lahiran) tanggal 8 (Januari 2020), bulan ini. Dibilang pusing ya pusing karena semua surat-surat kerendem semua, habis. Nggak ada satu pun yang tersisa gitu," katanya.

Cerita Bumil di Cipinang Melayu, 2 Kali Alami Banjir Saat Hamil TuaFoto: Ibu hamil korban banjir di Cipinang Melayu (Jefrie/detikcom)


Dia mengatakan kesulitan mendapatkan baju bayi karena memang para korban banjir Kelurahan Cipinang Melayu ininjuga banyak memiliki anak bayi dan balita. Saat ditanya pendapatnya jika harus melahirkan di lokasi pengungsian, Anisah mengatakan siap mengingat saat lahiran anak pertamanya, tahun 2014, dia juga sedang dilanda musibah banjir.

"Kalau yang sekarang kan belum waktunya (melahirkan, masih mengandung), kalau kemarin pas banjir saya melahirkan di rumah, nggak sempat dibawa ke rumah sakit. Terus setelah melahirkan baru dibawa ke rumah sakit," ungkap Anisah.

Anisah mengatakan saat 2014, dia harus melahirkan di rumah saat rumahnya dilanda banjir. Dia mengatakan, saat itu ada bidan setempat yang membantu persalinannya.

"Ada bidan dekat rumah. Dipanggil dulu buat mutusin ari-ari, terus sudah selesai, lalu dibawa ke rumah sakit," katanya.

Cerita Bumil di Cipinang Melayu, 2 Kali Alami Banjir Saat Hamil TuaFoto: Pengungsi banjir di Cipinang Melayu (Jefrie/detikcom)


Dia berharap kesediaan alat untuk melahirkan di pengungsiannya itu dapat disediakan. Anisah merasa saat ini obat-obatan untuk ibu hamil di lokasi pengungsian, masih kurang memadai.

"Semoga sih ya (disediakan) obat-obatan ya. Soalnya di sini puskesmasnya juga kan kerendam juga banjir jadi obat-obatan buat ibu hamil juga nggak ada di sini untuk periksa-periksa kondisi bayi. Kan namanya banjir ada yang kerendam gitu kan. Tapi sih dari pusat udah datang dibawa alat-alat (melahirkan)-nya," harap Anisah sambil tersenyum.



Sebelumnya, Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman mengatakan ada sekitar 926 jiwa warga Kelurahan Cipinang Melayu yang mengungsi di lokasi ini. 8 orang diantaranya, kata Agus, adalah ibu hamil.

"Jumlah pengungsi terhadap korban banjir yang ada di Kelurahan Cipinang Melayu ini ada sejumlah 926 jiwa, itu terdiri dari lansia 51 jiwa, balita 114, SD 122, SMP 38, seumuran SMA 26, Bumil 8, dirinci lagi laki-lakinya sejumlah 467 dan perempuan 459," kata Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman di tempat pengungsianb di masjid Kampus Borobudur, Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Halaman 2 dari 3
(jef/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads