"Saat itu saya mengantar anak dan cucu saya sekolah di SDN III Desa Pandeyan (Kecamatan Ngemplak, Boyolali)," kata Dasih ditemui di rumahnya Dukuh Mojosari, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jumat (20/12/2019).
Peristiwa itu terjadi Kamis (12/12) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu Dasih sedang mengendarai motor matik dan menurunkan anak-cucunya sekitar 500 meter dari SDN III Pandeyan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dasih tak sempat melihat wajah pelaku yang menyiram tubuhnya. Sebab, dia masih duduk di jok sepeda motornya dengan pandangan serong menghadap ke halaman sekolah.
"Kalau saya menoleh ke kiri mungkin yang kena wajah saya," ujarnya.
Siraman air keras tersebut mengenai lehernya sebelah kiri dan tangan kirinya. Selain itu juga mengenai rambutnya serta baju daster yang dikenakannya. Akibatnya rambutnya rontok dan baju yang dikenakannya juga berlubang.
"Panik, bingung sama panas. Terus berusaha cari air, dikasih sama anak SD itu sedikit, saya cipratkan (ke kulit yang kena), malah tampah perih. Terus saya naik motor saya, pulang. Terus diantar tetangga ke RSUD Ngipang (Solo)," jelasnya.
Dasih sempat dirawat beberapa hari di RSUD Ngipang, Solo karena lukanya itu. Selasa (17/12) lalu, Dasih akhirnya diperbolehkan pulang dan rawat jalan.
Kasus penyiraman air keras ini juga sudah dilaporkan ke Polsek Ngemplak. Dasih hanya mengingat air keras itu dimasukkan ke dalam gelas plastik air mineral dan disiramkan pelaku yang sedang mengendarai motor.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini