"Dituduh pengkhianat, loh saya mengkhianati siapa? Saya mengkhianati siapa? Ini partai ide saya, gagasan saya, saya dirikan, saya besarkan. Saya perjuangkan mendapatkan posisi terhormat," kata Wiranto saat jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2019).
"Kok saya tiba-tiba saya dituduh pengkhianat partai, itu bagaimana? Di mana letaknya?" sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto membela diri. Sebagai pendiri Hanura, dia mengatakan tak mungkin ingin menghancurkan partai. Dia pun mengungkapkan prestasi partai yang lolos ke DPR sebanyak dua kali.
"Saudara sekalian, bisa berpikir jernih bagaimana mungkin seorang pendiri partai yang mendirikan partai, membesarkan partai, yang telah dua kali lolos pemilu sampai hati menghancurkan partainya sendiri, tidak ada," ujar Wiranto.
"Tidak pernah ada perasaan ingin menghancurkan partai, tetapi dituduh seperti itu. Maka terpaksa saya menjawab dengan cara politis saya tak merasa menghancurkan partai. Saudara sudah tahu apa yang saya katakan," tambahnya.
Wiranto juga membantah bahwa dia menggunakan dana partai. Dia mengatakan membesarkan Hanura menggunakan uang pribadi.
"Terus berkembang berkemelut, tuduh menuduh saya bahkan dituduh menggunakan dana partai. Saudara sekalian, ini ya agak lucu tatkala saya 10 tahun, partai dari nol belum punya anggota DPR, DPRD, saya membiayai partai pribadi selama mengikuti dua kali pemilu itu, ada catatannya," ucap Wiranto.
Wiranto menyebut orang yang menuduh bahwa dia menggunakan uang partai adalah orang yang dulu dipecatnya lalu diaktifkan kembali untuk membuat citranya buruk. Dia pun memilih diam atas tuduhan itu dan akhirnya angkat bicara.
"Maka dituduhkan pula bahwa mantan ketua umum menggunakan dana partai, yang ngomong itu adalah orang-orang yang saya pecat, saya copot itu, kemudian diaktifkan kembali, kemudian bicara jelek-jelekkan mantan ketumnya, itu pun saya nggak banyak bicara, saya diam saja. Ya Allah mudahan-mudahan Allah Maha Tahu, Tuhan tidak tidur," imbuhnya.
Sebelumnya, Hanura menggelar Musyawarah Nasional (Munas). Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) berbicara soal pengkhianat partai.
"Partai kita diterjang badai politik yang begitu dahsyat. Badai yang dibangun oleh orang yang pernah dibesarkan Partai Hanura. Pengkhianat partai itu gagal, mereka pindah ke partai lain," kata OSO dalam pidatonya di pembukaan Munas III, di Hotel Sultan, Jakarta, seperti dikutip Antara, Selasa (17/12).
Halaman 2 dari 2