Desak OSO Mundur, Wiranto: Janjinya Jabat Ketum Hanya Sampai 2019

Desak OSO Mundur, Wiranto: Janjinya Jabat Ketum Hanya Sampai 2019

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Rabu, 18 Des 2019 13:43 WIB
Foto: Wiranto minta OSO mundur dari posisi Ketum. (Grandyos Zafna/detikcom).
Jakarta - Wiranto menagih janji Oesman Sapta Odang (OSO) untuk mundur dari posisi Ketua Umum Partai Hanura. Wiranto mengingatkan soal pakta integritas yang diteken OSO sebelum ia menyerahkan posisi ketum.

"Beliau hanya mejabat sebagai ketum janjinya waktu itu hanya sampe 2019, Subgayo (Subagyo HS) ada (jadi saksi)," ungkap Wiranto dalam jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Dia membuka pakta integritas yang diteken oleh OSO sebelum mendapat mandat sebagai ketum Hanura menggantikan Wiranto. Saat itu pada 2016, Wiranto tak bisa menjabat lagi sebagai ketum karena ditunjuk sebagai Menko Polhukam di periode pertama Presiden Joko Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Juga ingin tunduk kepada AD/RT, akan menjaga soliditas partai, akan menambah suara di DPR pada pemilu yang akan datang, akan memasukkan teman-teman di DPD untuk menjadi caleg Hanura, paling tidak 36 orang, malah ditambah menjadi 50 orang, Pak Subagyo dengar sendiri," sebut pendiri Hanura itu.


Wiranto yang baru saja mundur dari posisi Ketua Dewan Pembina Hanura ini menyebut, ada sanksi apabila poin-poin itu tidak dipenuhi oleh OSO. Sanksi tersebut adalah pengunduran diri OSO dari posisi ketum.

"Kalau sampai itu tidak ditaati, maka saudara OSO sebagai ketum akan secara tulus dan ikhlas tanpa paksaan mengundurkan diri sebagai ketum Hanura," tutur Wiranto.

"Nah komitmen itu dituangkan di dalam namanya pakta integritas, jadi bukan ngarang ya, dasarnya komitmen secara formal dikukuh dalam pakta integritas yang beliau juga tanda tangan, dua saksi tanda tangan Pak Subgyo HS dan Pak Chairuddin Ismail," imbuh Ketua Wantimpres itu.

Wiranto juga bercerita soal isu yang sempat beredar dirinya menjual Hanura ke OSO ketika menyerahkan jabatan sebagai Ketum dalam Munaslub Hanura 2016 lalu. Ia memberikan bantahan.

"Pada saat saya menyerahkan jabatan ketua unum dari saya ke OSO timbul isu, Pak Wiranto jual partai ini, Pak Wiranto dapat Rp 250 miliar, ampun deh besar sekali. Saya katakan di sini tidak seperser pun saya terima duit dari OSO, bahkan saya larang kita minta uang dari OSO," tegas Wiranto.

Wiranto dikatakannya sudah menyurati OSO untuk mendapatkan klarifikasi perihal pelaksanaan pakta integritas itu. Namun respons OSO tak sesuai harapan Wiranto.


Kubu OSO sendiri saat ini tengah menggelar Munas, yang sedianya digelar pada 2020. Dalam munas, OSO terpilih kembali sebagai ketum.

Soal permintaan Wiranto agar OSO mundur dari posisi ketum ditanggapi oleh Ketua DPP Hanura yang merupakan loyalis OSO, Inas Nasrullah Zubir. Tak menjawab soal pakta integritas yang dimaksud Wiranto, ia justru melemparkan serangan balik.

"Menyikapi rencana konferensi pers yang akan dilakukan oleh Wiranto cs di Hotel Atlet Century, yang akan mengiba atau memohon kepada Bang OSO untuk mengundurkan diri sebagai Ketum Hanura adalah sikap yang mencoreng lembaga Wantimpres yang seharusnya menjaga kewibawaan lembaga tersebut," kata Inas kepada wartawan, Rabu (18/12).
Halaman 2 dari 2
(elz/imk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads