"Kontraktor belum tahu berapa lama (perbaikan rumah). Tapi kalau saya sendiri, kalau direnovasi, ada (bantuan) buat kontrakan lah," kata Lia, kepada wartawan, di Jl Kayu Manis IX, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (15/12/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanahnya sudah ambles. Trus lihat ke kamar mandi juga retak. Kan ada PPSU. Dipanggil pekerja. 'Mas, lihat nih, kamar mandi saya udah retak'. Terus PPSU foto, nggak lama dia keluar, langsung bunyi 'kretek..kretek..kretek'. Langsung ambrol," tutur Lia.
Dia menduga kontraktor proyek menggali saluran air terlalu dalam. Sehingga berimbas pada bangunan rumah.
"Jadi rumah ini (ambruk) nggak kuat. Sedangkan yang itu kan dicor beton sama yang punya. Beton karena keras, mungkin (saat digali) getaran tanah itu geser," ucapnya.
Lia menuturkan, ukuran kediamannya kurang lebih berukuran 85 m persegi. Ada 5 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di kediamannya, yang kemudian disekat-sekat untuk dihuni lima keluarga besarnya.
Dia menjelaskan, rumahnya yang ambruk hanya bagian depan. 2 KK terdampak sehingga harus mengungsi.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur Santo sudah meminta pihak kontraktor proyek normalisasi air di kawasan Matraman memperbaiki dua rumah yang ambruk. Rencana perbaikan dilakukan besok.
"Sudah kami perintahkan kontraktor untuk perbaikan rumah dan mereka bersedia," kata Santo.
Halaman 2 dari 2