Jakarta - Hari ini pada 1988, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
Yasser Arafat berbicara dalam forum Sidang Majelis Umum PBB. Agar Arafat dapat berpidato di depan sidang itu Majelis Umum PBB memindahkan tempat persidangan ke kantor PBB di Jenewa, Swiss.
Rencananya Arafat akan berpidato di Markas Besar PBB di New York,
Amerika Serikat. Arafat akan berbicara tentang kemerdekaan
Palestina, sebagai bagian dari kampanye PLO untuk memenangkan dukungan internasional
Namun pemerintah Amerika Serikat memutuskan tidak mengeluarkan visa untuk Arafat. The New York Times menyebut rezim Ronald Reagan menolak karena pria kelahiran Kairo, Mesir itu dinilai mengetahui dan mendukung sejumlah tindakan terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemindahan tempat persidangan itu merupakan yang pertama dalam sejarah PBB. Los Angeles Times yang mengutip salah satu petinggi PBB menyebut anggaran yang dihabiskan untuk pemindahan tersebut menyentuh angka USD 440 ribu.
Pemerintah Swiss sebagai tuan rumah menyambut Arafat dengan persiapan khusus. Tak ingin kecolongan soal keamanan, Swiss disebut menyiapkan pasukan keamanan terbesar dalam sejarah untuk melindungi Arafat.
Tonton juga video Rupiah 'Merangkak' Menguat Rp 13.990/Dolar AS:
Polisi, perwira berpakaian preman, dan pasukan bersenjata berjaga-jaga di sekitar Palais des Nations, lokasi persidangan Majelis Umum PBB dan Hotel Inter-Continental, tempat Arafat menginap.
Ketatnya pengamanan dapat terlihat dari kawat berduri yang dipasang mengelilingi tempat pertemuan seluas 25 hektar. Helikopter milik aparat pun hilir mudik di atasnya.
"Saya meminta para pemimpin Israel untuk datang ke sini, di bawah sponsor PBB, sehingga, bersama-sama, kita dapat menempa perdamaian itu," ujar Arafat dalam persidangan itu pada delegasi-delegasi PBB.
"Saya katakan kepada mereka, seperti yang saya katakan kepada Anda, bahwa orang-orang kami, yang menginginkan martabat, kemerdekaan dan perdamaian untuk diri mereka sendiri dan keamanan bagi negara mereka, menginginkan hal yang sama untuk semua negara dan pihak yang terlibat dalam konflik Arab-Israel."
Arafat menerima tepuk tangan meriah dari para delegasi PBB ketika dia berjalan ke podium untuk berpidato selama 80 menit. Sebelumnya, Arafat pernah berpidato di depan Majelis Umum PBB pada 1974.
Foto: REUTERS/Abdelrahman Younis |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini