"Benar ada dua LP dari pelapor Henry Yosodiningrat. Terlapor dalam LP 1 Andi Arief karena pernyataannya yang menyebut Henry preman," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono ketika dikonfirmasi detikcom, Rabu (11/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlapor LP 2 Rocky Gerung, karena pernyataannya yang menyebut pelapor Henry dungu," sambung Argo.
Laporan Henry tentang Rocky terdaftar di Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/1042/XII/2019/BARESKRIM. Sementara laporan tentang Andi Arief terdaftar dengan nomor LP/B/1043/XII/2019/BARESKRIM.
"Kedua laporan dibuat tanggal 11 Desember 2019," ucap Argo.
Sementara itu kepada wartawan, Henry Yoso membagikan dua buah dokumen yang berisi materi laporannya ke Bareskrim Polri, baik terkait Rocky Gerung dan Andi Arief. Henry memperkarakan postingan Rocky di akun Instagram @rockygerungofficial_.
"Bahwa terlapor pada hari Senin, tanggal 9 Desember 2019 dalam aplikasi Instagram (media sosial) pada sekitar pukul 18.00 WIB telah memposting foto melalui akun Instagram @rockygerungofficial_ dengan pengikut sekitar 243K dengan caption yang pada utamanya menulis sebagai berikut: Yang nge-lapor dungu sih. Reposted from @tempodotco - Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menolak laporan politikus Henry Yosodiningrat terhadap Rocky Gerung. Henry mengaku kecewa karena laporannya tersebut tidak diterima," jelas Henry melalui dokumen yang dia bagikan kepada wartawan.
Sementara itu terkait laporan tentang Andi Arief, Henry mempermasalahkan cuitan Andi pada hari yang sama, pukul 09.53 WIB di akun Twitter @AndiArief_. Cuitan tersebut menyebut nama Henry sebagai preman.
"Kawan-kawan PDIP yang sekarang ada dan mendapatkan posisi dalam partai dan kekuasaan - -. Mayoritas PDIP otot. Faksi otak tersingkir. Itu penjelasan kenapa preman seperti Henriyosodiningrat melaporkan Rocky Gerung," terang Henry.
Diketahui, Andi Arief terlibat friksi dengan Henry Yoso. Ini berawal dari cuitan Andi Arief tentang Henry Yosodiningrat yang hendak melaporkan Rocky Gerung ke polisi terkait pernyataan di talk show salah satu stasiun televisi swasta yang membahas Pancasila. Andi Arief--dalam posisi membela Rocky Gerung--bercuit dengan menyebut Henry Yosodiningrat sebagai preman.
"Kawan-kawan PDIP yang sekarang ada dan mendapatkan posisi dalam partai dan kekuasaan--mayoritas PDIP otot. Faksi otak tersingkir. Itu penjelasan kenapa preman seperti Hendriyosodiningrat melaporkan Rocky Gerung," cuit Andi Arief seperti dilihat pada Selasa (10/12/2019). Dia telah mengizinkan cuitannya untuk dikutip.
Kepada wartawan, Andi Arief mengaku mendapat informasi Henry Yosodiningrat akan melaporkannya ke polisi karena cuitan 'preman' itu. Informasi itu didapat Andi Arief lewat video yang beredar di media sosial dan dia unggah di Twitter-nya.
Dalam video yang diunggah Andi Arief, Henry Yoso tampak berbicara dalam satu forum dengan backdrop berlogo MPR RI. Backdrop itu bertulisan 'Silaturahmi Wakil Ketua MPR RI Bapak Zulkifli Hasan dengan Forum Komunikasi Persaudaraan Lampung Perantauan (FK-PLP)'. Henry Yoso menyinggung seseorang dari Lampung yang mencapnya sebagai preman. Andi Arief adalah politikus dari Lampung yang menyebut Henry Yoso sebagai preman dalam cuitannya.
"Saya sayangkan lagi putra daerah Lampung mencuit di dalam Twitter-nya, mengatakan politisi PDI Perjuangan sekarang faksi otot, meninggalkan faksi otak sehat, makanya preman seperti Henry Yosodiningrat, astagfirullahalazim, saya sempat istigfar, gua samperin ke rumahnya gua gebukin di depan anak-bininya nih orang," kata Henry Yoso dalam video yang diunggah Andi Arief.
Andi Arief menanggapi video itu. Dia mengaku tidak pandai berkelahi tapi siap menerima kedatangan Henry Yoso di rumahnya dan tidak akan main lapor polisi.
"Saya tidak ahli baku hantam, tapi saya menanti kedatangan Henry Yosodiningrat yang mengancam akan menggebuk saya di depan anak-istri. Kabarkan saja jam berapa. Saya tunggu. Saya tidak akan lapor polisi," ucap Andi Arief.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini