Jakarta -
Ujian Nasional (UN) dihapus, lalu akan diganti menjad
i Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter mulai tahun 2021. Mendikbud Nadiem Makarim memakai
PISA dan
TIMMS sebagai acuan untuk hapus UN.
"Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan TIMSS," kata Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).
Lantas, apa sebenarnya PISA dan TIMMS itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei Program for International Student Assessment (PISA) adalah survei yang kerap jadi rujukan untuk melihat kualitas pendidikan di dunia. Survei ini diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tiap tiga tahun sekali.
PISA sudah dimulai sejak tahun 2000 dan berlangsung hingga sekarang. Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 2001. PISA juga tidak hanya memberikan informasi tentang benchmark pendidikan Internasional, tetapi juga informasi mengenai kelemahan serta kekuatan siswa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Survei ini dilakukan untuk menilai siswa sekolah usia 15 tahun. Indikator yang dipakai ialah kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains.
Kemapuan literasi membaca adalah kemampuan siswa untuk memahami dan merenungkan teks untuk mencapai gagasan baru, bukan sekadar membaca. Sedangkan kemampuan matematika ialah kemampuan siswa untuk meremuskan, menggunakan dan menafsirkan matematika untuk berbagai konteks. Lalu untuk kemampuan sains, ialah kemampuan mengaitkan pengetahuan sains dengan isu yang relevan dalam kehidupan.
Pada PISA 2018, survei ini menilai 600.000 anak berusia 15 tahun dari 79 negara. Berdasarkan survei ini, diperoleh nilai kemampuan literasi membaca siswa Indonesia sebesar 371. Sedangkan untuk kemampuan matematika sebesar 379 dan kemampuan sains 396. Indonesia berada pada peringkat 10 besar terbawah.
Sedangkan The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) adalah penilaian internasional untuk pengetahuan matematika dan sains pada siswa kelas 4 dan 8 di seluruh dunia. TIMSS dikembangkan oleh Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan (IEA) untuk memungkinkan negara-negara yang berpartisipasi untuk membandingkan prestasi pendidikan siswa diseluruh dunia. TIMSS pertama kali dikelola pada tahun 1995 dan dilakukan setiap 4 tahun.
Dasar pengukuran TIMSS matematika dan sains sendiri terdiri dari dua domain, yakni domain isi dan kognitif. Domain isi matematika terdiri dari bilangan, aljabar, geometri, data dan peluang. Sedangkan domain isi sains terdiri atas biologi, kimia, fisika dan ilmu bumi. Untuk domain kognitif, yakni pengetahuan, penerapan dan penalaran.
TIMSS 2015 yang baru dipublikasikan Desember 2016 menunjukkan prestasi siswa Indonesia bidang matematika mendapat peringkat 46 dari 51 negara dengan skor 397.
Saat ini persiapan sedang dilakukan untuk administrasi TIMSS 2019 pada bulan Maret-April 2019. Semua siswa Kelas 5 akan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini