Nadiem: Asesmen Pengganti UN Tak Bisa Jadi Alat Seleksi

Nadiem: Asesmen Pengganti UN Tak Bisa Jadi Alat Seleksi

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Rabu, 11 Des 2019 13:58 WIB
Jumpa pers Nadiem Makarim. (Rahel/detikcom)
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan Ujian Nasional (UN) akan diganti menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter mulai 2021. Pengganti UN itu tidak lagi bisa digunakan sebagai alat seleksi ke jenjang berikutnya.

"Kan sekarang kan UN itu di akhir jenjang. Di akhir jenjang SD, SMP, dan SMA. Sekarang akan kita tengahkan jenjangnya. Jadinya itu tidak bisa digunakan sebagai alat seleksi," kata Nadiem di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).


Nadiem menjelaskan sistem UN saat ini hanya fokus mengukur murid dengan angka. Menurutnya, penilaian terhadap siswa tidak bisa dilakukan hanya dengan penilaian seperti itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kan yang diukur siswanya, muridnya yang diukur kalau angkanya tidak baik. Padahal itu maksudnya asesmen tingkat nasional itu bukan itu. Bukan siswanya yang diukur. Kita tidak mungkin bisa mengases siswa dengan menghitung kompetensinya," ucap Nadiem.

Tidak seperti UN yang dilakukan di akhir jenjang sekolah, asesmen ini diadakan di pertengahan jenjang sekolah, yaitu kelas 4 SD, 8 SMP, dan 11 SMA. Hal ini dilakukan karena Nadiem ingin asesmen pengganti UN menjadi tolak ukur untuk sistem pendidikan di Indonesia.

"Itu sebenarnya untuk tolak ukur sekolahnya atau sistem pendidikannya. Jadi kita kembalikan ke asalnya ini adalah untuk penilaian ke sekolah penilaian sistem pendidikan, makanya dilakukan di tengah jenjangnya," ujar Nadiem.


Nadiem menambahkan asesmen pengganti UN harus bersifat formatif. Dia ingin agar asesmen ini dapat menjadi umpan balik agar sekolah bisa melakukan perbaikan.

"Dan alasan keduanya adalah, agar itu memberikan waktu untuk sekolah itu dan guru-guru itu melakukan perbaikan. Artinya asesmen itu harusnya formatif," kata Nadiem.

"Asesmen itu sebenarnya bukan adalah hanya memilah ini baik, ini buruk. Sebenarnya ada lagi fungsi asesmen yang jauh lebih penting untuk memberikan umpan balik, untuk memberikan feedback 'Oh jadi yang harus saya perbaiki ini'. Kita kembali ke esensinya format asesmen," lanjutnya.


Ilustrasi siswa mengikuti UNBK / Ilustrasi siswa mengikuti UNBK (Pradita Utama/detikcom)


Seperti diketahui, Nadiem menyampaikan UN akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter saat melakukan rapat koordinasi bersama dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Nadiem memastikan arah kebijakan baru penyelenggaraan USBN pada 2020 akan diterapkan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah.

"Di tahun 2021, UN itu akan diganti menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter," sambungnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads