Warga Dusun Buret, Desa Buluagung Kecamatan Karangan yang kini tinggal bersama suami di Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek itu mengatakan selama dua tahun terakhir ia telah mengalami lima kali keguguran, sehingga tidak kunjung memiliki anak.
Kondisi itu membuatnya tertekan dan takut diceraikan suaminya apabila tidak segera memiliki anak. Puncaknya terjadi pada saat Wulan mengalami keguguran yang terakhir, ia sengaja menyembunyikan keguguran itu dan tetap berpura-pura hamil.
"Saya minder karena tidak mempunyai anak dan suami akan menceraikan saya," kata Wulandari, Kamis (5/12/2019).
Kapolres Trenggalek AKBP Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan dari proses pemeriksaan diketahui tersangka Wulan cukup rapat menyembunyikan kebohongannya kepada suami. Bahkan selama sembilan bulan terakhir ia berulang kali ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
"Ngomong ke suami memang cek kandungan, tapi saat di dokter suami tidak ikut masuk ke ruangan. Nah ketika periksa di dokter ternyata tersangka ngomongnya beda, keluhannya terkait masalah menstruasi," jelas Calvijn.
Tidak hanya itu saja, Wulandari terus memikirkan strategi lanjutan untuk memuluskan aksi hamil pura-pura tersebut. Puncaknya ia merencanakan aksi penculikan terhadap bayi MSA.
Untuk menjalankan rencana itu tersangka meminta bantuan keponakannya DN (16) yang tinggal di Dusun Buret atau belakang rumah korban. Pelaku berulang kali menekan DN agar mau melakukan aksi penculikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
"Tersangka Wulan dan DN ini merencanakan aksi penculikan selama lima hari. Mereka mencari waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya, sehingga dipilihlah waktu subuh saat nenek korban pergi ke musala," ujarnya.
Saat aksi penculikan terjadi, tersangka DN masuk ke rumah korban melalui pintu belakang. Setelah memastikan kondisi bayi dan kedua orang tuanya tertidur pulas, DN langsung masuk ke kamar dan menculik bayi MSA.
"Setelah itu DN menyerahkan bayi itu ke Wulandari yang telah menunggu dengan sepeda motor. Kemudian secara bersama-sama membawa bayi itu ke rumah suami Wulan di Desa Ngares," jelasnya.
Untuk mengelabuhi suaminya terkait jati diri sang bayi, tersangka terlebih dahulu menyiapkan daging sapi dan usus ayam sehingga seolah-olah adalah plasenta dari bayi itu.
"Saat kami amankan, bayi itu berada dalam gendongan Wulan," tandas Calvijn. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini