Dokter Forensik Akan Periksa Lebam Bocah 4 Tahun yang Diduga Dianiaya

Dokter Forensik Akan Periksa Lebam Bocah 4 Tahun yang Diduga Dianiaya

Amir Baihaqi - detikNews
Selasa, 03 Des 2019 15:45 WIB
Foto: dok. Istimewa
Surabaya - Kondisi JA, bocah perempuan yang diduga mengalami penganiayaan, membaik. Kini bocah 4 tahun itu sudah bisa makan dan minum, bahkan berinteraksi dengan ibunya dan para tenaga medis yang merawatnya sejak empat hari lalu.

"Kondisi terakhir, anaknya sudah beraktivitas seperti biasa. Sudah bisa makan, sudah bisa minum, dan sudah mau berinteraksi dengan ibunya serta dengan tenaga medis," kata Kepala Humas RSU dr Soetomo dr Pesta Parulian Maurid Edward kepada detikcom, Selasa (3/12/2019).

Dari pantauan tim medis, lanjut Pesta, pihaknya juga tidak mendengar JA mengigau lagi. Tim dokter juga tidak menemukan tanda-tanda trauma setelah 4 hari mendapatkan perawatan secara intensif.

"Saya nggak dengar ngigau. Sepanjang yang kami lihat dia bicara tidak ada tanda-tanda ke sana (trauma)," terang Pesta.


Meski begitu, tim dokter saat ini masih terus bekerja secara komprehensif untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada anak itu. Bahkan untuk mengetahui luka lebam, pihak rumah sakit telah melibatkan dokter forensik untuk mengetahuinya.

"Seperti yang saya katakan. Dokter itu bekerja secara komprehensif melibatkan berbagai macam dokter mulai dokter anastesi, dokter bedah saraf, dokter anak, dokter pskiatri anak, dan dokter forensik untuk membuktikan nanti apa sih sebenarnya yang terjadi pada anak ini," tegas Pesta.

"Untuk luka lebam, itu nanti dokter forensik yang akan menjelaskannya apakah itu luka lebam lama apakah luka lebam. Atau dia mempunyai kelainan medik yang bisa ditandai dengan lebam-lebam itu," tambahnya.

Pelibatan dokter forensik dilakukan karena pihak RSU dr Soetomo tidak mau gegabah menyimpulkan diagnosis atau dugaan sementara luka-luka lebam. Sebab, lebam tidak hanya disebabkan oleh penganiayaan, tetapi juga bisa karena adanya kelainan pada darah.

"Misalnya kelainan darah bisa itu sebabnya dokter dalam menegakkan suatu diagnosis itu memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan dan juga memerlukan konsultasi bidang minat lainnya. Apakah itu anak, apakah itu ahli darah, ahli bedah, psikiater atau forensik sampai nanti ditemukan apa ini diagnosisnya.


"Dugaan sementara saat ini belum bisa kita simpulkan. Yang penting tugas kita adalah merawat anak ini sebaik mungkin sampai saat ini pulih," pungkasnya.

Sebelumnya, JA, seorang bocah perempuan 4 tahun, dibawa orang tuanya ke RSU dr Soetomo karena diaku keracunan obat. Namun, saat dirawat, ditemukan banyak luka lebam pada wajah dan kemaluan JA.

Kanit Reskrim Polsek Gubeng Surabaya AKP Oloan Manulang mengatakan kejadian ini berawal dari tim piket Polsek Gubeng di RSU dr Soetomo Surabaya yang mendapat laporan adanya anak dengan luka lebam di tubuhnya.

"Kemarin itu kan ada piket dari polsek yang berjaga di dokter Sutomo. Jadi pihak dokter memberi tahu yang piket kalau anak ini diduga dianiaya karena ada luka-luka lebam di mukanya," kata Oloan saat dimintai konfirmasi detikcom di Surabaya, Sabtu (30/11/2019).

Padahal dokter menyebut orang tua JA membawa JA ke rumah sakit karena keracunan obat.





Simak juga video Tak Terima Ibunda Dianiaya, Pria di Bandung Barat Nekat Bacok Paman!:

[Gambas:Video 20detik]



(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.