Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md mengisi materi orasi ilmiah di Universitas Trisakti. Mahfud menyampaikan filosofi arah pendidikan Indonesia itu bukan hanya transfer ilmu, tapi juga mencerdaskan iman, taqwa dan watak.
Mahfud menjelaskan perubahan amandemen hal tersebut sudah ada sejak era reformasi. Dia mengatakan pendidiakan saat ini bukan hanya mencerdaskan otak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu sebelum reformasi kecenderungan pendidikan kita itu pada peran transfer ilmu, sehingga dalam UUD lama itu disebutkan pemerintah memajukan pengajaran," kata Mahfud, dalam orasinya, di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Jumat (29/11/2019).
"Sesudah reformasi, kita ubah pengajaran itu tidak cukup tapi harus pendidikan. Oleh karena itu pasal 31 diamandemen yang isinya kalau disimpulkan, perguruan tinggi memajukan ilmu pengetahun dan teknologi otak berdasarkan iman, taqwa, akhlak dan watak," lanjutnya.
Dari situlah kata Mahfud bisa melahirkan insan yang bertanggung jawab kepada bangsa dan negara. Jadi menurutnya percuma jika setiap orang hanya memiliki otak yang cerdas.
"Disinilah akan lahir orang yang bertanggung jawab kepada bangsa dan negara, orang berwatak ini kalau hanya punya otak dia bisa pintar, tetapi nggak punya rasa nasionalisme, tak punya rasa ingin memiliki dan memelihara bangsa dan negara bahkan destruktif terhadap kehidupan," ucapnya.
Namun sayangnya, menurut Mahfud, filosofi itu tidak terlibat di arah pendidikan Indonesia, terutama perguruan tinggi. Lantaran, masalah korupsi masih merajalela saat ini.
"Sekarang ini ada persoalan, apakah pesan tentang filosofi pendidikan itu berjalan di Indonesia, terbukti perguruan tinggi ini menjadi tedakwa dari kemelut republik ini, korupsi merajalela, ketidakadilan, kemiskinan, kesenjangan sosial, tidak meratanya pendidikan, apa sebabnya itu? Korupsi," kata Mahfud.
Mahfud pun mengherankan kenapa masih banyak koruptor. Padahal menurutnya, seluruh petinggi dan pejabat dipemerintah merupakan merupakan perguruan tinggi.
"Lalu siapa yang menciptakan korupsi? Perguruan tinggi itu yang melahirkan. Kenapa? Karena seluruh tempat penting di negeri ini diduduki oleh perguruan tingggi. Sudah dikelola oleh perguruan tinggi kenapa masih banyak koruptor, kenapa penegak hukumnya lemah. kenapa pengelola negara tidak beres? lalu apa sebabnya ? pasti perguruan tinggi yg salah," ucapnya.
"Tapi perguruan tinggi jawab tidak yang salah itu SMA, SMA bilang enggak, SMP nya yang bobrok, SMP nya ngga, bilang SD nya yang salah, lalu SD enggak yang salah itu orang tuanya," lanjut Mahfud.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh perguruan tinggi untuk membangun kembali filosofi yang telah dibentuk itu. Pembangunan otak cerdas disertai dmegan watak harus diwujudkan di setiap perguruan tinggi.
"Mari kita kembali membangun semangat kebangsaan ini dengan cara bahwa pendidikan itu adalah membangun kecerdasan watak dan otak sekaligus, dan itu harus kita lakukan. Itulah perlunya universitas itu perlu sadar dalam bentuk terstruktur seperti sekarang," tuturnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini