"Langkah-langkah riil ya kami hanya bisa mengambil sampel, dan hanya bisa lihat. Kami nggak bisa melakukan (penindakan). Yang melakukan pencemaran itu bukan dari Blora," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blolra Dewi Tedjowati saat ditemui wartawan, Kamis (28/11/2019).
Dewi menyebut pihak Pemkab Blora melalui DLH Kabupaten Blora hanya mengambil sampel untuk kemudian dilaporkan kepada pihak DLH Provinsi Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dewi, pencemaran di aliran Bengawan Solo memang kerap terjadi. Kondisi yang saat ini sedang terjadi disebutnya hampir sama dengan pencemaran yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Itu kan dari kemarin-kemarin tidak berlangsung lama, kadang tercemar, kadang nggak. Masih seperti dulu. Kami turun ke sana, setiap ada perubahan, kami selalu mantau. Kami juga habis mantau dengan DLHK Provinsi," jelasnya.
"Harapannya ya segera hentikan pencemaran itu. Tapi kami tidak bisa apa-apa karena yang melakukan pencemaran bukan dari Blora," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pencemaran di Bengawan Solo juga berdampak pada 12 ribu pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora.
Hal itu karena sumber air baku dari Bengawan Solo mengalami pencemaran parah yang tidak memungkinkan untuk diolah.
Direktur PDAM Blora Yan Riya Pramono menjelaskan 12 ribu pelanggan terdampak pencemaran itu tersebar di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, dan Kecamatan Blora Kota.
"Kami sudah mulai setop penyaluran air sejak hari Selasa kemarin. Sebab, memang airnya keruh karena terdampak pencemaran yang terjadi di Bengawan Solo tempat sumber (air baku) kami. Ada 12 ribu pelanggan yang terdampak," jelas Yan, Kamis (28/11/2019).
Atas kondisi itu, ia menyebut tak jarang mendapatkan keluhan dari para pelanggan. Namun ada pula pelanggan yang menganggap maklum kondisi tersebut.
"Soal kompensasi kami tidak ada, ya hanya berharap maklum dari pelanggan," akunya.
Yan menyebut air baku dari Bengawan Solo, yang menjadi sumber penyaluran air PDAM Blora wilayah timur, kondisinya cukup memprihatinkan. Air berwarna keruh dan berbau sehingga ia khawatir justru menimbulkan dampak negatif bagi para pelanggan.
"Kami belum tahu sampai kapan penyaluran ini kami setop. Yang jelas sampai menunggu kondisi air baku menjadi normal kembali. Hari ini rencananya kami bersama dengan DLH kembali mengecek di lapangan," terangnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini