Seperti dilansir Associated Press dan Channel News Asia, Rabu (27/11/2019), kantor Kepala Staf Gabungan Korsel dalam pernyataannya mengungkapkan keyakinan bahwa kapal dagang Korut itu telah melanggar perbatasan laut karena cuaca buruk dan gangguan mesin. Tidak ada laporan soal tembakan lainnya.
Disebutkan kantor Kepala Staf Gabungan Korsel bahwa kapal Korut itu terdeteksi melanggar perbatasan laut pada Rabu (27/11) pagi, sekitar pukul 06.40 waktu setempat, tepatnya di dekat pantai barat pulau perbatasan Korsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Korsel mengeluarkan peringatan dan melepas beberapa tembakan ke arah lautan di dekat kapal Korut itu untuk mengusirnya.
"Sejauh ini, kami mengonfirmasi bahwa kapal itu bergerak ke area itu karena cuaca buruk dan gangguan mesin, dan saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Korut," demikian pernyataan kantor Kepala Staf Gabungan Korsel.
Insiden semacam ini merupakan kedua kalinya Korsel melepas tembakan peringatan untuk mengusir kapal Korut sejak pemerintahan liberal Korsel yang dipimpin Presiden Moon Jae-In berkuasa tahun 2017 lalu. Insiden pertama terjadi pada September lalu.
Hubungan antara kedua Korea masih tegang di tengah kebuntuan upaya diplomasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri krisis nuklir Korut.
Pada Senin (25/11) waktu setempat, Korut menyatakan tentaranya melakukan latihan tembak artileri di dekat perbatasan laut. Pada Selasa (26/11) waktu setempat, Korsel mengirimkan nota protes resmi kepada Korut, dengan menyebut latihan tembak itu melanggar kesepakatan kedua negara yang dicapai tahun lalu untuk mengurangi permusuhan militer di garis depan.
Perbatasan laut menjadi sumber ketegangan bagi Korsel dan Korut. Kedua negara bertempur sengit sebelumnya. Tahun 2010, dua serangan yang menewaskan 50 warga Korsel diyakini dilakukan oleh Korut di dekat perbatasan laut.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini