Pernyataan itu disampaikan Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar. Yakni saat meninjau lokasi pabrik tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo.
"Kedatangan kami di daerah Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur ini merupakan perintah langsung dari Ibu Menteri. Apakah para perajin tahu masih menggunakan sampah plastik," kata Novrizal kepada wartawan di lokasi, Sabtu (23/11/2019).
Novrizal menambahkan, sebenarnya pemerintah sudah melakukan langkah-langkah yang kongkret terkait persoalan ini. Kemudian tadi ia mendengarkan langsung cerita para perajin tahu.
"Mereka mengakui bahwa selama ini, mereka saat melakukan proses pembuatan tahu, sebagian bahan bakarnya adalah sampah plastik impor," sambung Novrizal.
Mereka memilih menggunakan sampah plastik karena lebih murah dan mudah didapat. Selain itu pihaknya mengapresiasi para perajin tahu di Desa Tropodo yang mengakui bahwa pembakaran sampah plastik mengganggu lingkungan.
"Pada saat pertemuan tadi mereka juga akan beralih menggunakan bahan bakar pembuatan tahu. Dengan bahan bakar lain tidak menggunakan sampah plastik," terangnya.
Lebih lanjut Novrizal menjelaskan, sebelum melakukan pertemuan dengan para perajin tahu, ia bertemu dengan pihak terkait di Pemkab Sidoarjo. "Dalam waktu dekat kami segera memberikan solusi yang tepat kepada para perajin tahu di Tropodo Sidoarjo ini," jelasnya.
Sodiq (52), salah seorang pengusaha tahu mengakui telah menggunakan sampah plastik impor sebagai baham bakar, karena untuk mengurangi biaya produksi. Kalau sampah plastik itu dilarang, pihaknya berharap segera ada jalan keluarnya.
"Kalau memang itu dilarang, kami berharap pemerintah secepatnya memberikan jalan keluar yang terbaik buat perajin tahu di Desa Tropodo ini," kata Sodiq.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini