Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, mengatakan dalam Trenggalek Innovation Festival (TIF) 2019 ini, pihaknya menampilkan seluruh inovasi layanan publik yang dimiliki masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Inovasi digital dan non digital tersebut.
"Saya ingin jadi kepala daerah yang punya visi sama dengan presiden. Presiden bilang, inovasi jadikan budaya, maka kita mulai, Trenggalek harus punya inovasi. Kami mendorong agar semua OPD punya inovasi," kata Bupati Nur Arifin, Kamis (21/11/2019).
Dengan adanya peningkatan layanan publik tersebut diharapkan para ASN dapat menjalankan tugasnya secara maksimal. Sedangkan masyarakat dapat menikmati manfaat dari inovasi yang dikeluarkan. Bahkan masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam peningkatan layanan melalui kritik dan saran yang diberikan melalui berbagai platform.
Dia menjelaskan, dari sekian inovasi yang diciptakan jajaran OPD, beberapa di antaranya adalah peluncuran Smart Center. Pusat layanan itu rencananya akan menjadi bank data dari seluruh instansi yang ada di Trenggalek.
"Harapan kami adalah kita memiliki satu data, sehingga tidak ada data yang simpang siur dan bisa dimanfaatkan untuk berbagi kepentingan layanan publik," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga meluncurkan program Sekolah perempuan disabilitas anak dan kelompok rentan lainnya (Sepeda Keren). Program ini memberikan berbagai pelatihan kepada sejumlah kelompok perempuan dan rentan untuk mendapatkan edukasi dan peningkatan kapasitas sehingga bisa lebih mandiri dan memiliki kesetaraan dengan kaum lelaki.
"Kita tidak melawan kaum lelaki, tapi melalui Sepeda Keren, kami ingin perempuan bisa melengkapi," kata Ketua Penggerak PPK Trenggalek, Novita Hardini.
Tonton juga Serunya Berwisata Alam dan Main Permainan Tradisional di Trenggalek :
Sementara Kepala Sub Direktorat Teknologi dan Infrastruktur E-government Kominfo, Ibenk Dwi Anggono, mengapresiasi program inovasi yang dijalankan oleh Pemkab Trenggalek, termasuk Smart Center. Sebab inovasi daerah bisa saja menjadi pendorong untuk daerah lain atau pemerintah pusat untuk melakukan inovasi yang sama.
Pihaknya mencontohkan beberapa inovasi seperti Online Single Submission (OSS) dan KTP elektronik justru lahir dari daerah.
"Seperti Smart Center, semua OPD harus smart, ketika OPD tidak mau kasih data maka kita tidak cerdas, karena seharusnya smart center itu berisi data yang setiap detik berubah," kata
Ia mencontohkan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) setiap hari terjadi perubahan data yang signifikan terkait kependudukan. Apabila data itu tidak disinkronkan dengan Smart Center maka pusat data tidak bisa memainkan perannya secara maksimal.
Ibenk juga menyebut, pemanfaatan smart center yang tepat akan memberikan dampak yang signifikan terhadap layanan di masyarakat. Bahkan bisa mendeteksi apabila terjadi persoalan yang terjadi OPD.
"Ketika di sekolah ada data siswa yang tidak masuk, di situ misalkan tidak masuk 10 anak, maka bisa menjadi indikator ada masalah. Oh ternyata setelah dicek ada wabah tertentu, ini smart," kata Ibenk.
Untuk menuju ke arah itu, dibutuhkan keseriusan dari seluruh jajaran pemerintahan di daerah. Para ASN juga harus bisa mengubah pola pikir sehingga menjadikan perkembangan teknologi dan inovasi menjadi salah satu penunjang untuk memaksimalkan layanan.
"Saat ini tantangannya adalah kemampuan atau kapasitas dari ASN terhadap mengikuti dan mengelola perkembangan teknologi," imbuh Ibenk.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini