Seperti dilansir Associated Press, Senin (18/11/2019), pemerintah Iran telah memutus akses internet di seluruh wilayah negara berpenduduk 80 juta orang itu. Langkah itu diambil untuk mengendalikan unjuk rasa, yang saat ini dilaporkan telah meluas ke 100 kota di Iran.
Hal tersebut membuat semua pihak susah menaksir apakah situasi panas di Iran masih berlanjut. Foto-foto yang dirilis oleh media-media setempat menunjukkan skala besar kerusakan di pom-pom bensin dan bank-bank setempat, dengan beberapa kendaraan hangus terbakar dan jalanan dipenuhi puing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak kenaikan harga BBM diumumkan, para demonstran meninggalkan mobil-mobil mereka di jalanan utama dan bergabung dalam unjuk rasa di Teheran dan beberapa kota lainnya. Beberapa unjuk rasa berujung kerusuhan, dengan beberapa demonstran melakukan pembakaran sementara suara tembakan bergema.
Sejauh ini tidak diketahui jumlah orang yang ditangkap, luka-luka atau tewas dalam unjuk rasa di Iran. Video-video yang diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang mengalami luka parah.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu (17/11) waktu setempat, otoritas Iran mengumumkan bahwa jumlah korban tewas mencapai tiga orang. Sejumlah demonstran yang anarkis menyerang sebuah kantor polisi di kota Kermanshah, pada Sabtu (16/11) lalu hingga menewaskan seorang polisi. Seorang anggota parlemen setempat, seperti dikutip kantor berita IRNA, menyebut satu orang lainnya tewas di pinggiran Teheran.
![]() |
Sebelumnya pada Jumat (15/11) lalu, satu pria dilaporkan tewas dalam unjuk rasa di kota Sirjan, yang berjarak 800 kilometer sebelah tenggara Teheran.
Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Minggu (17/11) waktu setempat menyebut para demonstran sebagai 'preman' karena telah didorong ke dalam kekerasan oleh penentang revolusi dan musuh-musuh asing Iran. Dia secara spesifik menyebut orang-orang yang rusuh terkait keluarga mendiang Shah terakhir Iran yang lengser 40 tahun lalu dan kelompok yang diasingkan, Mujahedeen-e-Khalq.
"Membakar bank bukanlah tindakan yang dilakukan oleh rakyat. Itu tindakan yang dilakukan preman," tegas Khamenei dalam pernyataannya.
Laporan kantor berita semi-resmi Iran, Fars News Agency, menyebut total ada 87 ribu demonstran yang ikut aksi rusuh saat unjuk rasa. Para demonstran, sebut Fars, menyerbu 100 bank dan pertokoan setempat. Otoritas Iran, menurut Fars, telah menangkap sekitar 1.000 orang terkait aksi rusuh tersebut.
Lebih lanjut, Khamenei memerintahkan pasukan keamanan Iran untuk 'menjalankan tugas mereka' dan menyerukan warga Iran untuk menjauhi demonstran anarkis. Kementerian Intelijen Iran menyebut 'para pelaku dalam kerusuhan dua hari terakhir telah diidentifikasi dan langkah tepat sedang dilakukan'.
Khamenei sendiri secara hati-hati mendukung keputusan pemerintah Presiden Iran, Hassan Rouhani, untuk menaikkan harga BBM.
Diketahui bahwa harga bensin murah dianggap sebagai hak bagi warga Iran, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar keempat di dunia. Harga bensin di Iran saat ini tetap tercatat sebagai yang termurah di dunia, bahkan dengan kenaikan terbaru sebesar 50 persen menjadi sekitar 15 ribu rial (Rp 5 ribu) per liter.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini