"Ada 4.900-an potong kaus dan training. Kebanyakan berupa training yang harus diperbaiki karena kekecilan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Agus Purnomo kepada wartawan di Gedung Tennis Indoor, Jalan Kusuma Bangsa, Jumat (15/11/2019).
Ribuan potong seragam olahraga itu dikembalikan puluhan SMP sederajat di Jombang sejak awal November. Seragam gratis yang ukurannya tak sesuai dengan tubuh para siswa itu dikumpulkan di gedung Tennis Indoor. Saat ini, pihak rekanan mengangkut seragam yang cacat mutu ke pabrik di Jakarta untuk diperbaiki.
Hal itu sesuai dengan kontrak pengadaan antara Pemkab Jombang dengan para rekanan. Proyek senilai Rp 2,3 miliar ini untuk pengadaan 24.888 setel seragam olahraga siswa SMP sederajat di Kota Santri.
"Di kontrak ada klausul cacat mutu sebagai tanggung jawab penyedia," terang Agus.
Perbaikan tersebut, lanjut Agus, ditargetkan rampung akhir November nanti. Sehingga para siswa bisa segera menggunakan seragam tersebut untuk mengikuti mata pelajaran olahraga di sekolah masing-masing.
"Secepatnya. Karena mereka (pihak rekanan) pun juga ingin cepat. Sebab belum ada anggaran keluar. Mereka pun ingin segera dibayar. Syukur-syukur akhir bulan ini selesai," terang Agus.
Agus menambahkan, sampai saat ini Pemkab Jombang belum melakukan pembayaran ke para rekanan. Sehingga kerugian negara belum terjadi.
"Pembayaran nanti kami hitung, kami ajak Inspektorat, bila perlu kami ada pendampingan dari kepolisian dan kejaksaan untuk menentukan berapa dendanya," imbuhnya.
Pemkab Jombang mengalokasikan dana Rp 30 miliar untuk pengadaan seragam gratis bagi siswa SD dan SMP sederajat tahun ini. Seragam gratis terdiri dari 3 item. Yaitu seragam nasional, pramuka dan olahraga. Pembagian jenis seragam lainnya ditargetkan tuntas 20 November.
Halaman 2 dari 2