Endang datang ke rumah almarhumah Irza Almira Ramadhani (8), ditemani suaminya, Junaidi. Sejumlah guru juga menemani Endang melayat ke rumah siswa kelas II-B itu.
Sebelum ke rumah orang tua Irza, rombongan terlebih dulu memantau kondisi sekolah. Rumah Irza berada di dalam gang dan berjarak sekitar 100 meter dari sekolah.
Sepanjang perjalanan, Endang hanya tertunduk dan diam. Ia tampak sangat terpukul dan menderita akibat musibah di sekolahnya.
Saat masuk ke rumah orang tua Irza, dia disambut tangis ayah dan ibu korban, Zubair (35) dan Umul Khoiroh (32). Endang langsung memeluk Umul Khoiroh. Keduanya larut dalam kesedihan.
Saat keluar, Endang hanya menangis. Matanya sembap, langkahnya gontai. Suaminya sesekali memegangi tubuh Endang. Ia tak menjawab pertanyaan wartawan.
"Maaf ya, masih berduka. Nanti akan ada keterangan resmi," kata seorang guru yang mendampingi Endang.
Selain ke rumah orang tua Irza, Endang dan rombongan mendatangi rumah siswa SDN Gentong lain yang rumahnya berada di gang tersebut.
Atap SDN Gentong di Pasuruan ambruk. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (5/11/2019), ini menyebabkan dua tewas. Mereka adalah Irza Almira Ramadhani (8), murid kelas II-B, dan guru pengganti Sefina Arsi Wijaya (19).
Sedangkan 11 siswa yang mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang karena tertimpa reruntuhan dibawa ke RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, untuk mendapat perawatan intensif. Atap gedung yang ambruk berada di bagian depan. Terdiri atas empat kelas, yakni kelas II-A dan II-B serta kelas V-A dan V-B. Rata-rata tiap kelas berisi 30 siswa.
Halaman 2 dari 2