Perempuan yang akrab disapa Vina ini disemayamkan di rumah duka Jalan Slamet Riyadi RT 09 RW 08, Mandaranrejo, Panggungrejo, Kota Pasuruan. Sebelumnya, dia dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.
Meski rumah duka dipenuhi isak tangis, orang tua korban terlihat tegar dan berusaha ikhlas. Luqis, paman korban, mengatakan korban selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik.
"Dia baik. Kami ikhlaskan, namanya juga musibah," kata Luqi di rumah duka, Selasa (5/11/2019).
Tangis dan kesedihan memenuhi rumah korban yang juga mengajar sebagai guru privat ini. Sejumlah kerabat, teman, hingga guru secara bergantian membaca tahlil untuk korban. Jenazah korban kemudian dimakamkan di TPU Gadingrejo.
Sefina merupakan pegawai perpustakaan di SDN Gentong. Saat kejadian, dia bertugas sebagai guru pengganti di kelas V-A. Ia menjadi korban ambruknya atap SDN Gentong sekitar pukul 08.30 WIB. Selain korban, Irza Almira (8), siswa kelas II-A, juga turut jadi korban.
Selain dua tewas, 11 siswa lainnya mengalami luka kepala dan patah tulang. Mereka dirawat di RSUD dr R Soedarsono secara intensif. Korban luka yakni:
1. Zidan, umur 8 tahun, alamat Gentong
2. Wildalmul, umur 11 tahun, alamat Gentong
3. Abdul Muktim, umur 11 tahun, alamat Gentong
4. Hilda Salsa, Umur 11 tahun, alamat Gentong
5. Alisah, umur 7 tahun, alamat Gentong
6. Kina, umur 8 tahun, alamat Wirogunan
7. Akbar, umur 8 tahun, alamat Gentong
8. Siti Rohmania, umur 8 tahun, alamat Gentong
9. Aisyah, umur 8 tahun, alamat Karya Bakti
10. Ahmad Gerhana, umur 8 tahun, alamat Gentong
11. Zahra Salsabilla, umur 9 tahun, alamat Gentong
Halaman 2 dari 2