Berdasarkan data BPBD Sragen, per hari ini jumlah bantuan air bersih yang disalurkan melalui BPBD berjumlah 1.069 tangki, PDAM 1.399 tangki, PMI 491 tangki, sedangkan bantuan pihak swasta sebanyak 2.564 tangki.
"Jadi, dari empat stakeholder tadi, kendali dropping air ada di BPBD. Dari catatan kami, hingga hari ini sudah tersalur 5.523 tangki atau sekitar 35 juta liter air bersih. Ada lonjakan jumlah hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, saat ditemui detikcom di kantornya, Selasa (5/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan ini, lanjut Sugeng, disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya cakupan kekeringan yang lebih luas dibanding tahun lalu serta tingkat suhu udara yang lebih panas.
"Awal November ini justru masa-masa genting. Hujan awal turun sesekali, tapi suhu udara yang masih sangat panas membuat tingkat penguapan sangat tinggi. Air bersih semakin sulit didapat," terang Sugeng.
Selain itu, lanjutnya, daerah yang terdampak kekeringan pun terus meluas. Pada Juli lalu ada 36 desa yang terdata dilanda kekeringan, saat ini meluas hingga 43 desa di 7 kecamatan. BPBD bersama pihak terkait pun semakin gencar melakukan dropping air bersih, seiring dengan semakin tingginya permintaan masyarakat.
"Bulan kemarin (Oktober), jumlah dropping masih di kisaran 40 tangki per hari. Mulai November ini angkanya bisa menyentuh 50, bahkan 60 tangki per hari," kata Sugeng.
Meski begitu, Sugeng memastikan stok bantuan air bersih masih aman. Bantuan dari pihak swasta yang melimpah dalam 2 bulan terakhir, dikoordinasi oleh BPBD agar ritmenya tetap terjaga.
"Jadi kemarin saat banyak pihak yang ingin membantu kekeringan, kami rem dulu, kami koordinasi melalui posko bantuan di BPBD. Nah, bantuan yang kemarin direm, sekarang mulai ditarik lagi. Jadi stok air bersih masih sangat aman," ujarnya.
Sugeng melanjutkan, penyaluran dropping air bersih ini baru akan dihentikan pada 20 November mendatang. Dasarnya dari rilis BMKG yang menyatakan hujan akan turun secara rutin mulai tanggal itu.
"Dasar kami adalah data dari BMKG. Jika prakiraan BMKG nanti ada penyesuaian, kami akan mengikuti. Yang jelas, jika nanti hujan sudah turun secara rutin, warga diharapkan mulai membuat tampungan air hujan secara mandiri, sembari menunggu sumur mulai terisi kembali," kata Sugeng.
Simak juga video Air Surut, Pedagang Jualan Siomay di Tengah Bengawan Solo:
Halaman 2 dari 2