Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Wilayah II, Hendro Nugroho, dalam paparannya saat mendampingi kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen, Kamis (5/9/2019). Menurut BMKG, sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Tegal, Brebes dan Pemalang, diprediksi akan mengalami musim hujan paling awal yakni pada minggu pertama Bulan Oktober. Sementara wilayah seperti Jepara, Demak dan Kudus, diperkirakan baru terjadi hujan pada minggu kedua Bulan Desember.
"Jadi diprediksi wilayah Jawa Tengah akan mengalami kekeringan ekstrim. Ini lebih parah dari tahun lalu, tapi tidak lebih parah dibandingkan kekeringan pada tahun 2015," ujar Hendro.
Sementara untuk Sragen, lanjut Hendro, akan memasuki masa kemarau yang cukup panjang yakni hingga 60 hari ke depan. BMKG memperkirakan wilayah Sragen baru akan mengalami awal musim hujan pada minggu kedua Bulan November.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Sugeng Priyono, menyatakan kesiapannya menghadapi kemarau ekstrim yang akan melanda wilayahnya. Pihaknya selama ini telah menggalang kerjasama dengan seluruh stakeholder terkait seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta sektor swasta, untuk memastikan keamanan persediaan droping air, untuk wilayah-wilayah terdampak.
"Karena di sebagian wilayah Sragen terutama wilayah utara hampir setiap tahun mengalami kekeringan, sehingga kami telah melakukan pemetaan untuk memastikan wilayah tersebut tetap mendapatkan pasokan air bersih. Bersama PMI, PDAM dan sektor swasta, hingga saat ini kami telah menyalurkan 1.150 tangki air bersih ke wilayah-wilayah yang membutuhkan. Persediaan juga masih mencukupi untuk 60 hari ke depan," tegas Sugeng. (bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini