Polisi pun mendatangi rumah tempat balita tersebut dimandikan di Desa Sumbersekar, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Balita tersebut atas nama Agnes Arnelita.
"Kami mendapatkan laporan ada kejanggalan dari kematian korban. Kami kemudian datang ke lokasi dan membawa jenazah ke Puskesmas. Dibantu paramedis, penyelidikan kemudian dilakukan. Di sana, ditemukan bekas luka bakar di kaki kanan, lebam di bagian punggung, belakang kepala dan dahi," kata Kapolsek Tajinan AKP Hadi Puspito kepada detikcom, Kamis (31/10/2019).
Berdasarkan keterangan para saksi, sebelumnya jenazah korban diantar orang tuanya yang tinggal di Perum Tlogowaru Indah, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
"Jadi keterangan awal, ketika ditemukan tak berdaya di bak kamar mandi, korban dibawa ke rumah sakit terdekat. Tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Kemudian jenazah dibawa pulang ke rumah neneknya," sambung Hadi.
TKP dikatakan Hadi berada di rumah orang tua korban yakni di Perum Tlogowaru Indah. Di sana korban tinggal bersama ibu, ayah tiri, dan adiknya. Ayah tiri korban bernama Egy Age Anwar (36), sementara ibu kandungnya bernama Hermin Susanti (22).
"Saat kejadian, ayah tirinya mengaku tengah mengasuh adik korban yang masih kecil. Karena meminta mandi, korban diminta untuk bisa melakukannya sendiri. Tetapi tak lama ayah tiri korban mendengar suara minta tolong, ketika didatangi korban sudah dalam kondisi tenggelam di bak mandi," tutur Hadi.
![]() |
Soal luka bakar, Hadi mengatakan ayah tiri korban mengakui dia yang menyebabkan adanya luka itu. Tetapi keterangan Egy ganjil. Egy mengaku telah memanggang kaki korban di atas kompor.
"Korban mengatakan suhu tubuhnya menurun hingga kedinginan. Entah kenapa malah justru dipanggang di atas kompor bagian kakinya oleh ayah tirinya," kata Hadi.
"kami menyerahkan kasus ini ke Polres Malang Kota, karena TKP awal berada di wilayah Kota Malang atau rumah orang tua korban," pungkas Hadi.
Polres Malang Kota yang menyelidiki kasus ini menemukan bahwa kematian korban bukanlah karena tenggelam seperti yang diaku ayah tirinya. Penyebab kematian korban adalah karena dianiaya, bukan tenggelam. Pembuktiannya adalah hasil autopsi.
"Sementara diketahui ada pendarahan di lambung, karena luka robek pada usus. Ini diduga karena tekanan hebat dan kuat yang dialami korban sebelumnya. Ini yang mengakibatkan kematian korban," ujar Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander.
Dony mengaku belum dapat memastikan penyebab dari pendarahan dan luka robek pada bagian lambung.. "Apakah karena tangan kosong atau menggunakan benda tumpul, kami masih selidiki," kata Dony.
![]() |
Dony menegaskan pihaknya telah mengamankan terduga pelaku. Saat ini pemeriksaan masih berlangsung, untuk mengungkap pasti kronologi dari kejadian yang sebenarnya.
"Terduga pelaku sudah kami amankan. Sekarang masih dilakukan pemeriksaan. Proses penanganan kasus akan ditingkatkan ke penyidikan. Kami juga telah memeriksa empat orang dalam kasus ini di antaranya ibu dan ayah tiri korban," pungkas Dony.
Dony belum mengungkap siapa pelaku yang tega menganiaya korban hingga tewas. Tetapi keluarga korban mengataka bahwa balita 3 tahun itu pernah bercerita bahwa ia sering disiksa ayah tirinya.
"Kalau dianiaya sering, namun tidak detail apakah itu dipukul atau diapakan. Yang pasti dilakukan oleh ayah tirinya itu. Korban sering cerita begitu kalau pulang dari rumah ibunya," ujar Rendra Aziz Kurniawan (25), sepupu ibu Agnes.
Aziz mengatakan tiga hari sebelum meninggal, korban dijemput orang tuanya untuk tinggal di Perum Tlogowaru Indah, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
"Biasanya tinggal bersama neneknya di Tajinan. Baru tiga hari ikut ibunya, pulang-pulang meninggal," kata Aziz.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini