Ini Penampakan Situs Kumitir Setelah 10 Hari Diekskavasi Arkeolog

Ini Penampakan Situs Kumitir Setelah 10 Hari Diekskavasi Arkeolog

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 13:52 WIB
Situs Kumitir di Mojokerto diekskavasi (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto - Selama 10 hari para arkeolog mengekskavasi situs Kumitir di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Hasilnya, mereka telah mengungkap struktur talud kuno atau tembok penguat tanah sepanjang 100 meter. Seperti apa penampakannya?

Ekskavasi situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, melibatkan tim gabungan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCPM) Kemendikbud dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Penggalian arkeologis terhadap situs yang berada di lahan pembuatan bata merah ini digelar selama 10 hari, yakni pada 21-30 Oktober 2019.

"Sampai hari terakhir ekskavasi, kami sudah menampakkan sekitar 100 meter dari total 200 meter struktur bata yang terbentang dari selatan ke utara," kata arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho kepada wartawan di lokasi ekskavasi, Rabu (30/10/2019).


Bangunan ini tersusun atas bata merah kuno yang masing-masing mempunyai dimensi 32x18x6 cm. Ketebalan struktur mencapai 140 cm. Sedangkan tinggi bangunan yang bisa digali sekitar 120 cm.

Wicaksono menjelaskan tembok kuno ini dibangun pada masa Majapahit karena jenis bata merah yang digunakan sama dengan bata merah di situs-situs peninggalan Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Bangunan kuno ini berbentuk lurus dari arah selatan ke utara. Dia memperkirakan tembok ini merupakan talud untuk mencegah luapan banjir dari Sungai Brangal atau Pikatan.

"Karena secara geografis posisi situs Kumitir berada di dataran banjir Sungai Brangkal. Dianggap mengganggu, maka Majapahit membuat talud supaya airnya tidak naik," ujarnya.

Dugaan itu, lanjut Wicaksono, juga diperkuat oleh banyaknya material pasir, kerikil, dan bebatuan yang menimbun struktur talud. Menurut dia, sedimen tersebut berasal dari banjir lahar dingin Gunung Welirang dan Anjasmoro yang melalui Sungai Brangkal. Karena pada masa lalu, sungai tersebut letaknya cukup dekat dengan situs Kumitir.

"Sungai Brangkal menjadi batas alam sisi timur Kota Majapahit. Sekarang bergeser sekitar 1 kilometer dari situs Kumitir," terangnya.

Talud kuno ini, kata Wicaksono, diperkirakan mengelilingi sebuah bangunan suci. Tembok yang ditemukan saat ini merupakan bagian timur dari talud. Diduga masih terdapat struktur serupa di sisi utara, barat, dan selatan.


Untuk mengungkap seluruh bagian situs Kumitir, pihaknya akan melanjutkan ekskavasi tahun depan. "Hasil ekskavasi ini akan kami laporkan ke Jakarta. Akan kami rekonstruksi seberapa bentangan cagar budaya untuk kami lanjutkan ekskavasi tahun depan. Ini kawasan cagar budaya nasional sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat," tandasnya.

Situs Kumitir ini pertama kali ditemukan Muchlison dan Nurali saat menggali tanah untuk bata merah, Rabu (19/6/2019). Setelah menggali sebagian struktur kuno ini, mereka baru melapor ke BPCB Jatim.
Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.