"Sekitar pukul 07.00 WIB. Yang menemukan adik ipar korban," kata Kepala Desa Kawangrejo Bebet Budianto saat dihubungi detikcom, Minggu (27/10).
Menurut Bebet, saat kejadian suami korban Rendi (30) sedang keluar rumah untuk membeli obat. Rendi kemudian menelepon adiknya untuk menemani korban.
Saat sang adik tiba, dia menemukan korban sudah tergeletak di kamar dengan perut tertancap pisau. "Waktu adiknya datang, adiknya ini yang menemukan kalau ternyata istri dari kakaknya itu sudah meninggal dengan kondisi pisau menancap di perut," kata Bebet.
Ditanya mengenai kehidupan rumah tangga korban selama ini, Bebet juga mengaku tidak tahu persis. Namun menurut Bebet, korban merupakan warga asal Banyuwnagi yang pindah ke Jember sejak menikah.
"Menikahnya belum setahun, belum punya anak. Asal Banyuwangi. Pindah ke sini ikut suaminya, tinggal di perumahan," kata Bebet.
Saat ditemukan di kamar rumahnya, pisau yang menancap di perut korban tertutup boneka Teddy Bear. "Tertutup boneka Teddy Bear warna biru dengan ukuran yang cukup besar," kata Kapolsek Mumbulsari AKP Heri Supadmo.
"Awalnya dikira tidur. Ketika tubuhnya digoyang-goyang tidak bergerak, kemudian setelah bonekanya diambil, ternyata ada pisau yang menancap di perut Fani. Kondisi Fani saat itu sudah meninggal," terang Heri.
Pisau tersebut menembus perut hingga kasur tempat korban ditemukan terbaring di kamar rumahnya. "Pisau yang menancap panjangnya 26 cm. Dari perut korban tembus hingga kasur. Sedangkan panjang pisau dari mata pisau hingga gagangnya adalah 39 cm," paparnya.
Pihaknya belum mengetahui pisau milik siapa yang menancap di tubuh Fani. Polisi juga belum bisa memastikan apakah Fani meninggal karena bunuh diri atau dibunuh.
"Masih dalam lidik, belum bisa dipastikan, apakah bunuh diri atau sebab lain. Untuk jenazah korban sudah kita bawa ke RSD dr Subandi untuk proses autopsi," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini