Acara Muslim United di Masjid Gedhe Tak Berizin, Ini Penjelasan FUI

Acara Muslim United di Masjid Gedhe Tak Berizin, Ini Penjelasan FUI

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 11 Okt 2019 19:11 WIB
Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Jumat (11/10/2019). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Yogyakarta - Kegiatan Muslim United #2: Sedulur Saklawase yang digelar di Masjid Gedhe Kauman tak mengantongi izin dari Keraton Yogyakarta selaku pemilik masjid dan dari aparat kepolisian. Meski begitu, acara itu tetap berjalan.

Presidium Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Syukri Fadholi, mengakui bahwa kegiatan di Masjid Gedhe belum mengantongi izin. FUI selaku penyelenggara kegiatan mencoba memberikan penjelasan.

"Jadi pada prinsipnya, bahwa pada mulanya panitia pelaksana Muslim United ini sudah mengajukan permohonan kepada Keraton, yang kemudian tanggal 5 (Oktober) diizinkan oleh Keraton," jelas Syukri, Jumat (11/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Memang pihak Keraton melalui KGPH Hadiwinoto sempat mengeluarkan surat yang memperbolehkan panitia Muslim United menggunakan Alun-alun Utara sebagai tempat kegiatan. Namun surat itu akhirnya dicabut.

Syukri mengatakan, atas dasar surat yang sempat dikeluarkan KGPH Hadiwinoto itu akhirnya pihak panitia mempersiapkan segala hal. Ia mengeklaim persiapan panitia sudah 80 persen sebelum akhirnya dilarang Keraton.

"Atas dasar izin itu (surat yang sempat dikeluarkan KGPH Hadiwinoto) kemudian panitia melakukan persiapan, sehingga sampai kepada 80 persen dipersiapkan. Kemudian memang ada penolakan dari Keraton kembali," katanya.


Ia menduga penolakan itu karena pihak Keraton menerima informasi yang salah. Sebab menurutnya banyak beredar informasi yang menyebutkan bahwa kegiatan Muslim United diisi oleh orang-orang berpaham radikal.

"Seolah dianggap bahwa (Muslim United) ini merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat radikal, kemudian antipemerintah. Saya menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan semacam itu tidak beralasan," sebutnya.

Meski tak direstui Keraton, Syukri menuturkan panitia pelaksana Muslim United tetap mencoba mengurus perizinan ke kepolisian. Namun izin kegiatan dari polisi hingga kini tak keluar, Syukri tak menampik itu.

Pihak panitia, kata Syukri, hingga kini tetap mencoba menjalin komunikasi dengan aparat. "Panpel (panitia pelaksana) masih dalam tahap pembicaraan untuk meminta supaya dipahami untuk tetap berjalan," tuturnya.




Tak hanya dengan aparat, Syukri menyebut pihak panitia hingga kini juga tetap mencoba menjalin komunikasi dengan pihak Keraton. Ia pun berharap pihak Keraton dan kepolisian memberikan kebijaksanaannya.

"Kita harapan, saya sebagai orang tua yang mengasuhi anak-anak ya berharap bahwa ini tetap bisa berjalan sampai dengan selesai," ucap mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta sekaligus Penasihat Muslim United #2 ini.

Diberitakan sebelumnya, Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X, menegaskan pihaknya tidak memberikan izin penggunaan Kagungan Ndalem (KgD) Masjid Gedhe Kauman untuk kegiatan Muslim United #2.

"Kita kan yang punya rumah, kan (Keraton) tidak mengizinkan," kata Sultan HB X kepada wartawan di kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Jumat (11/10/2019).


Gubernur DIY ini enggan menanggapi acara Muslim United #2 di kompleks Masjid Gedhe Kauman lebih jauh. Ia pun menyerahkan pengamanan wilayah termasuk di Masjid Gedhe kepada kepolisian.

"Itu kan urusan polisi, kalau saya hanya itu, ya kan. Ya asal aman dan sebagainya itu kan urusan polisi," kata Sultan menanggapi kemungkinan apabila kegiatan Muslim United #2 tetap digelar.

Halaman 2 dari 2
(ush/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads