Perkiraan ini berdasarkan hasil pengamatan dan proses identifikasi yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. "Kapalnya itu sepertinya tenggelam karena lubang-lubang peluru mortir yang diameternya antara 15-20 sentimeter. Mungkin sengaja ditenggelamkan agar tidak dipakai lagi," kata Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, Jumat (11/10/2019).
Selain itu, lanjut Wicaksono, kesengajaan menenggelamkan perahu-perahu itu juga tampak dari posisi perahu tersebut. Yakni saling berdekatan antara satu perahu dengan lainnya. Kemudian posisi perahu juga tidak berada di tengah Bengawan Solo.
"Posisinya berdekatan dan lokasinya tidak terlalu di tengah Bengawan Solo," terang Wicaksono.
Hanya saja, Wicaksono belum bisa memastikan apakah perahu tersebut buatan Belanda atau Jepang. "Kita juga mengidentifikasi ada lubang-lubang di perahu yang mungkin itu bekas terkena senjata di bagian buritan dan ada juga yang di bagian dasar dari kapal," imbuhnya.
Wicaksono merekomendasikan perahu tersebut diangkat ke daratan. "Untuk masa, mungkin pada masa penjajahan, bisa Belanda, bisa Jepang. Untuk secara pastinya nanti memang harus diangkat dulu, sehingga kita bisa melakukan kajian literasi ini buatan dari Belanda atau Jepang," imbuhnya.
Seperti diketahui, warga di Desa Mertani Kecamatan Karanggeneng dihebohkan dengan penemuan 3 perahu baja ketika debit air Sungai Bengawan Solo surut. BPCB Jatim sudah mendatangi lokasi dan merekomendasikan pengangkatan 3 bangkai perahu tersebut.
Simak video "Penjelasan Arkeolog soal Perahu Baja di Bengawan Solo" :
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini