Ini Analisis Polisi soal Penyebab Kemacetan di Bandung

Ini Analisis Polisi soal Penyebab Kemacetan di Bandung

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Senin, 07 Okt 2019 20:57 WIB
Suasana kemacetan lalu lintas di Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
Bandung - Polisi tak memungkiri Bandung kerap dikepung kemacetan. Salah satu faktor penyebab kemacetan ialah tingginya pertumbuhan kendaraan yang tak berbarengan dengan lebar ruas jalan di Kota Bandung.

Kasatlantas Polrestabes Bandung Kompol Bayu Catur Prabowo mengatakan kondisi jalur di Kota Bandung tak banyak mengalami perubahan. Meski dibangun fly over di Pasupati, Kiaracondong hingga Antapani, hal itu tak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan.

"Kalau mau dilebarkan ke mana lagi, situasinya seperti itu. Dilihat dari interval memang belum banyak perubahan. Kalau peningkatan jumlah kendaraan tiap tahun meningkat," ucap Bayu di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (7/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bayu mengungkapkan pertumbuhan kendaraan di Bandung tiap tahunnya bisa mencapai 10 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi jalanan di Bandung, hal itu kurang memadai.

"Bayangkan peningkatannya 10 persen setiap tahun, bisa dibayangkan sudah berapa banyak kendaraan dibandingkan panjang dan lebar jalan, memang sudah tidak memadai. Tetapi kalau lihat kembali bahwa di samping ada kendaraan baru, ada juga kendaraan lama yang nggak dipakai, artinya ada penurunan. Dari sisi kemacetan indikatornya banyak tergantung bagaimana menilai," tutur Bayu.

Menurut Bayu, peningkatan fasilitas angkutan umum memang diperlukan untuk kota sekelas Bandung. Fasilitas angkutan umum yang memadai, kata dia, bisa menyaring pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum.

"Dengan adanya angkutan umum, berarti penggunaan kendaraan pribadi bisa dikurangi. Tapi kalau angkutan umum tidak memadai, berarti masyarakat pakai kendaraan pribadi, jadi macet. Di samping jalan tidak tambah, kendaraan semakin banyak, apalagi weekend. Contoh di gate tol Pasteur, kalau Jumat, Sabtu atau Minggu, kendaraan yang masuk lebih 60 ribu kendaraan. Artinya 60 ribu kendaraan masuk dengan ruas jalan yang nggak berubah," ujarnya.

Bayu belum sepakat dengan hasil survei Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang menyebut Bandung kota termacet mengalahkan Jakarta dan Surabaya. Sebab, ia menilai kendaraan di lampu merah Bandung tak terjebak hingga 7 kali.

"Kota macet itu apabila kendaraan bisa lima sampai tujuh kali di lampu merah. Nah di Bandung belum sampai sana. Kalau tiga sampai empat kali di lampu merah posisi sama mungkin iya," ucapnya.


Polisi dan Pemkot terus berupaya agar Bandung tidak macet. Ada berbagai upaya yang dilakukan polisi dan pemerintah untuk mengatasi kemacetan di Bandung salah satunya dengan rekayasa lalu lintas. "Jadi sebetulnya Kota Bandung ini dengan tidak bisa bertambah lebar jalan, salah satu upaya yaitu dengan rekayasa," ujar Bayu.

Beberapa titik sudah dilakukan rekayasa lalu lintas, salah satunya di kawasan Sukajadi-Cipaganti. Menurut Bayu, rekayasa di kawasan tersebut sudah membuahkan hasil.

"Perlu diketahui bahwa rekayasa kawasan Sukajadi-Cipaganti ini salah satu upaya bagaimana Kota Bandung mencoba berbenah dari kemacetan yang ada. Kita eliminir titik-titik kemacetan. Hal ini bisa kita lihat hasilnya, sudah ada hasil positif. Jalur Sukajadi nggak terlalu macet, begitu juga Cipaganti dan Cihampelas. Itu salah satu upaya yang kita lakukan. Kita lakukan rekayasa," tutur Bayu.

Selain melakukan rekayasa lalu lintas, penertiban parkir-parkir liar juga jadi salah satu upaya untuk menekan kemacetan di Bandung. Bayu mencontohkan beberapa titik parkir liar dibersihkan agar arus lalu lintas lancar.

"Selain itu, kita mengimbau masyarakat untuk bisa lebih tertib. Jalan itu untuk lalu lintas bukan parkir. Apabila digunakan parkir mengurangi kapasitas jalan yang ada. Kalau kapasitas jalan berkurang artinya menghambat pengguna jalan lain. Ini salah satu upaya yang kita lakukan," katanya.

"Kami sudah empat bulan lalu mengupayakan jalur utama ini bebas dari parkir-parkir. Ini semata-mata untuk menjadikan jalan tersebut maksimal berlalu lintas. Bukan parkir. Kita juga harapkan masyarakat tidak parkir sembarangan dan angkutan umum tidak berhenti sembarangan. Itu yang kita imbau," ucap Bayu menambahkan.


Upaya lainnya yakni dengan memberi sosialisasi kepada masyarakat pengguna jalan. Pihaknya meminta agar para pengguna jalan sama-sama saling menghargai dan memiliki kesadaran akan tertib lalu lintas.

"Kalau masyarakat sudah merasa memiliki, merasa harus lebih tertib, harus bisa hargai pengguna jalan lain, Insya Allah mungkin yang namanya macet, suara klakson, tidak akan terdengar lagi di Kota Bandung. Tapi kalau klakson masih ada, masih terdengar, ini bukti kita masih tidak menghormati sesama pengguna jalan," ujar Bayu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads