Fakta-fakta di Balik Tak Adanya Pasar Malam Sekaten Yogya Tahun Ini

Fakta-fakta di Balik Tak Adanya Pasar Malam Sekaten Yogya Tahun Ini

Usman Hadi - detikNews
Sabtu, 05 Okt 2019 09:51 WIB
Pasa Malam Sekaten. Foto: Ristu Hanafi/detikcom
Yogyakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memastikan tidak ada Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) dalam Hajad Dalem Sekaten tahun 2019. Hal itu dikonfirmasi oleh salah satu menantu Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X, yakni Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro.

"Yang jelas untuk tahun ini kami coba break dulu (PMPS) untuk (pemulihan) kondisi Alun-alun (Utara)," jelas KPH Notonegoro, yang menjabat Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kamis (3/10/2019).

Notonegoro menjelaskan tidak diadakannya PMPS merupakan keinginan Sri Sultan HB X. Alasannya untuk mengembalikan semangat Hajad Dalem Sekaten seperti era awal Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasar malam itu sebenarnya bukan bagian dari Sekaten ya.... Jadi kami coba mengembalikan ke semangat Sekaten awal, mumpung kesempatan sekalian ini juga untuk (memulihkan) kondisi Alun-alun (Utara) supaya bisa lebih baik," ungkap suami GKR Hayu itu.


Kondisi Alun-alun Utara Yogyakarta memang menjadi perhatian serius pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebab, penyelenggaraan PMPS tiap tahunnya menyebabkan kerusakan rumput dan terjadi penumpukan sampah seusai acara di Alun-alun Utara.

"Karena setiap kali setelah habis dipakai pasar malam, Alun-alun (Utara) itu pasti kondisinya sudah tidak keru-keruan. Rumputnya nanti habis dan kotor, dan sebagainya," tuturnya.

Notonegoro lalu bercerita mengenai sejarah PMPS yang digelar berbarengan dengan Hajad Dalem Sekaten. Menurutnya, digelarnya PMPS merupakan siasat pihak kolonial Belanda untuk menghadang syiar Islam dan menutup potensi pemberontakan dari masyarakat.


"Sebetulnya (PMPS) itu ada sejarahnya juga ya. Itu waktu zaman dulu, karena Sekaten itu dipakai untuk syiar oleh kerajaan-kerajaan, untuk dakwah, dan juga kadang-kadang disisipi pesan-pesan semangat perjuangan melawan penjajah," katanya.

"Belanda itu yang mengadakan pasar malam, gitu, untuk memecah perhatian rakyat supaya tidak terlalu ke sana (Sekaten). Dan kemudian setelah lama tidak ada, baru sekitar mungkin 30 tahun yang lalu diadakan lagi pasar malam Sekaten," pungkas dia.

Sebagai informasi, Hajad Dalem Sekaten tahun ini akan digelar pada 3-9 November 2019. Acara itu akan diawali dengan Miyos Gangsa dan diakhiri dengan Kondur Gangsa. Sehari setelahnya atau tanggal 10 November akan dilangsungkan Garebeg Mulud.


Diwawancara terpisah, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menegaskan pasar malam perayaan sekaten (PMPS) yang mengiringi hajad dalem sekaten hanya digelar dua tahun sekali.

"Untuk pasar malam (sekaten) itu dua tahun sekali kesepakatannya dengan (Pemerintah) Kota," jelas Sultan kepada wartawan usai melantik Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) DIY di Bangsal Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Jumat (4/10).

Sultan mengatakan, tidak digelarnya PMPS tahun ini seharusnya diumumkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Namun Pemkot hingga kini belum memberikan pengumuman, hingga akhirnya pihak Keraton yang memberikan penjelasan.

"Ya semestinya yang mengumumkan kota, ning ra diumum-umumke (tapi tidak diumum-umumkan). Kan kasihan yang mau sekaten," tuturnya.

PMPS, kata Sultan, hanya tak digelar hanya untuk tahun ini saja. Sementara tahun depan PMPS akan digelar seperti biasanya. "Iya (PMPS digelar) tahun depan. Kesepakatan kita keramaian (hajad dalem sekaten) itu dua tahun sekali," pungkas dia.


Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menambahkan bahwa keputusan ini sudah tertuang dalam kebijakan Pemkot yang tidak mengalokasikan anggaran PMPS di APBD Kota Yogyakarta tahun 2019.

"Pasar malam (Sekaten tahun ini) kita memang tidak menganggarkan ya. Jadi mekanisme anggaran di tempat kami, untuk tahun 2019 ini kami tidak menganggarkan," ujar Haryadi kepada wartawan di Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Jumat (4/10).

Haryadi membantah tidak digelarnya PMPS tahun ini karena event tersebut merusak rumput di lokasi acara di Alun-alun Utara Kota Yogyakarta. Keterangannya itu berbeda dengan pernyataan pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.


"Nggak, bukan (karena PMPS merusak rumput)," kata Haryadi saat ditanya wartawan apakah alasan tak digelarnya PMPS 2019 karena event itu merusak rumput di Altar. Hal itu disampaikan Haryadi di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).

Menurut Haryadi, tak digelarnya PMPS tahun ini lebih dikarenakan pemerintah sedang mengkonsolidasikan beberapa hal, tanpa menyebutkannya secara rinci.

"Kita melakukan konsolidasi program pasar malamnya, sekatennya tetap ya," ujar Ketua DPD I Partai Golkar DIY tersebut.
Halaman 2 dari 3
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads