"Nggak, bukan (karena PMPS merusak rumput)," kata Haryadi saat ditanya wartawan apakah alasan tak digelarnya PMPS 2019 karena event itu merusak rumput di Altar. Hal itu disampaikan Haryadi di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).
Menurut Haryadi, tak digelarnya PMPS tahun ini lebih dikarenakan pemerintah sedang mengkonsolidasikan beberapa hal. "Kita melakukan konsolidasi program pasar malamnya, sekatennya tetap ya," ujar Ketua DPD I Partai Golkar DIY tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haryadi melanjutkan, tidak digelarnya PMPS 2019 juga karena Pemkot Yogyakarta tak mengalokasikan anggaran PMPS di APBD Kota Yogyakarta tahun 2019. Namun pihaknya memastikan akan menganggarkan event tersebut tahun depan.
"Pasar malam (sekaten) kita memang tidak menganggarkan ya. Jadi mekanisme anggaran di tempat kami untuk tahun 2019 ini kami tidak menganggarkan," ungkap Haryadi. "Ya komitmen kita (menganggarkan PMPS) tahun depan," pungkas dia.
Keterangan Haryadi ini berbeda dengan pernyataan Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, yang tak lain salah satu menantu Sri Sultan HB X.
Menurut KPH Notonegoro, tak digelarnya PMPS tahun ini untuk memulihkan kondisi Altar. "Jadi kita coba mengembalikan ke semangat sekaten awal, mumpung kesempatan-sekalian ini juga untuk (memulihkan) kondisi Alun-alun supaya bisa lebih baik," sebutnya.
"Karena setiap kali setelah habis dipakai pasar malam (sekaten), Alun-alun (Utara) itu pasti kondisinya sudah tidak karu-karuan, rumputnya nanti habis dan kotor, dan sebagainya," pungkas suami Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu tersebut.
Meski tak ada PMPS, namun hajad dalem sekaten 2019 tetap akan berlangsung. Tahun ini, sekaten diawali dengan miyos gangsa pada 3 November dan diakhiri kondur gangsa pada 9 November. Kemudian pada 10 November akan dilangsungkan Garebeg Mulud.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini