Washington DC - Komisi Transportasi pada Kongres
Amerika Serikat (AS) meminta pihak
Boeing Co menghadirkan seorang teknisi untuk ditanyai soal sistem keselamatan pada
Boeing 737 MAX. Hal ini diungkapkan setelah muncul laporan soal pengaduan internal dari si teknisi Boeing soal celah pada sistem keselamatan 737 MAX.
Boeing 737 MAX tengah di-grounded secara global usai dua tragedi maut yang menimpa
Lion Air JT 610 dan
Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan total 346 orang. Pihak Boeing kini tengah memperbaiki perangkat lunak (
software) pada sistem pengendalian penerbangan yang diyakini berkontribusi pada dua tragedi tersebut.
Seperti dilansir
Reuters, Kamis (3/10/2019), panel Komisi Transportasi dan Infrastruktur pada
House of Representatives (HOR) atau DPR AS mengajukan permintaan itu kepada Boeing setelah laporan surat kabar terkemuka AS,
New York Times (NYT), menyebut seorang teknisi Boeing mengajukan laporan etik internal soal keselamatan Boeing 737.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan media juga menyebut pabrikan pesawat AS itu pernah sengaja meyakinkan regulator penerbangan untuk melonggarkan standar keselamatan.
Disebutkan si teknisi dalam laporan yang diajukan tahun ini, bahwa saat dilakukan pengembangan pada 737 MAX, Boeing menolak sistem keselamatan tertentu untuk menekan biaya. Identitas si teknisi Boeing dirahasiakan namun disebut dia bekerja pada instrumen dan kendali pada kokpit pesawat.
Menurut laporan NYT, si teknisi merasa sistem keselamatan yang pantas bisa mengurangi risiko yang berkontribusi pada dua tragedi maut Lion Air dan Ethiopian Airlines.
"Seluruh informasi ini sangat penting untuk kita dapatkan saat kita bersiap untuk pemeriksaan CEO Boeing pada 30 Oktober mendatang, juga dengan kepala teknisi Boeing dari divisi pesawat komersial, dan kepala pilot untuk (pesawat Boeing) 737," tegas Ketua Komisi Transportasi dan Infrastruktur, Peter DeFazio.
CEO Boeing Dennis Muilenburg dijadwalkan akan ditanyai Kongres AS pada akhir Oktober mendatang. Pihak Boeing sebelumnya menyatakan akan terus bekerja sama dengan Kongres AS dan pihak regulator penerbangan federal (FAA), sembari pihaknya fokus mengupayakan kembali mengudaranya Boeing 737 MAX.
Dituturkan DeFazio bahwa komisinya telah meneliti dan memeriksa dokumen setebal ratusan ribu halaman dan email yang diserahkan Boeing dan FAA. Namun, lanjut DeFazio, pihaknya tidak menyadari adanya pengaduan dari si teknisi Boeing tersebut.
Secara terpisah, laporan media AS lainnya,
Seattle Times, menyebut Boeing membujuk FAA pada tahun 2014 lalu, untuk melonggarkan standar keselamatan bagi 737 MAX, khususnya terkait peringatan kokpit yang bisa memperingatkan pilot soal masalah dalam penerbangan.
Laporan
Seattle Times menyebut regulator penerbangan saat itu mencoret empat klausa yang kini menjadi kewajiban bagi pesawat baru. Itu berarti Boeing telah menghindari pembaharuan (
upgrade) lengkap pada sistem peringatan awak penerbangan yang dinilai sudah menua. Boeing menolak untuk mengomentari laporan-laporan tersebut.
Namun disebutkan
Seattle Times bahwa dokumen Boeing melampirkan perkiraan upgrade lengkap yang akan memakan biaya lebih dari US$ 10 miliar. Jumlah tersebut termasuk biaya langsung bagi Boeing dalam mendesain ulang 737 MAX dan biaya pelatihan pilot tambahan, yang semuanya akan ditanggung oleh maskapai konsumen Boeing yang tentu akan menjadikan 737 MAX sedikit tidak menarik.
"Laporan-laporan ini tentu menambah kekhawatiran saya pada tekanan produksi yang mungkin berdampak pada keselamatan 737 MAX, itulah kenapa sangat penting bagi kami untuk mengetahui akar permasalahan ini," tegas DeFazio dalam pernyataannya.
Pihak FAA belum memberi komentar atas laporan-laporan media AS tersebut.
Simak Video "Belum Selesai Digrounded, FAA Temukan Masalah Baru di Boeing 737"
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini