"Keduanya memang meninggal saat kejadian itu (kerusuhan Wamena). Satu karena kena anak panah, satunya karena terbakar," kata Camat Nguling, Bunardi, Selasa (1/10/2019).
Bunardi mengaku melihat langsung jenazah kedua warganya tersebut saat tiba di rumah duka. Ia juga mengikuti prosesi pemakaman.
"Sabtu dini hari, pukul 00.30 WIB, datang dari Juanda bersama dua orang tetangganya yang juga kerja di sana. Satu jam kemudian dikuburkan," terangnya.
Bunardi mengatakan beberapa warganya yang berada di Wamena juga mengalami luka-luka. Namun mereka sudah menjalani perawatan.
Menurut catatan pihak kecamatan, total warga Kecamatan Nguling yang bekerja di Wamena sebanyak 187 orang, termasuk dua yang meninggal dan dua lagi yang sudah pulang.
Mereka berasal dari tujuh desa, antara lain dari Desa Kedawang sebanyak 155 orang, Desa Mlaten 7 orang, Desa Sudimulyo 6 orang. Dari Desa Randuati ada 7 orang, Desa Sumberanyar 4 orang, Desa Watuprapat 5 orang, dan Desa Penunggul 3 orang.
Ratusan warga Pasuruan berada di Wamena selama 5-15 tahun. Sebagian besar bekerja sebagai tukang ojek. Sebagian kecil membuka toko.
Tersangka Kerusuhan Wamena Bertambah, Gagal Bawa Isu Papua ke PBB:
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini