Arist bersama timnya melakukan wawancara mendalam kepada ketiganya di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat.
"Setelah secara khusus dengan tim dengan Komnas PA berdialog langsung dengan terduga pelaku, saya sudah bicara dengan tiga tersangka. Ini adalah kejadian luar biasa yang tidak pernah secara pribadi maupun lembaga kita pernah mendapatkan peristiwa seperti ini," kata Arist kepada awak media, Selasa (1/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu itu yang justru berinisiasi mengajak anaknya untuk hubungan seksual tentu dengan latar belakang hubungan (batin) dengan suami tidak intens. Itu yang kemudian mendorong faktor-faktor ketika dia melakukan hubungan itu dengan anaknya seperti melakukan hubungan dengan orang lain," ujarnya.
![]() |
Setelah melakukan hubungan dengan sang ibu, kedua bocah laki-laki itu kemudian kembali melakukan tindakan serupa kepada adik angkatnya. Balita perempuan berusia 5 tahun itu dijadikan pelampiasan seksual kedua pelaku yang juga masih di bawah umur tersebut.
"Apa yang terjadi antara ibu-anak itu menjadi motivasi terhadap korban karena satu-satunya perempuan yang diadopsi. Dua anak itu melakukannya kepada korban, berdasarkan pengakuan mereka setelah dengan ibunya merkea menikmati lalu mempraktikan kepada adiknya itu. Pengakuan tersangka ya ini, bukan hasil kesimpulan saya," ujarnya.
Saat peristiwa pembunuhan itu, kedua tersangka yang memperkosa adiknya lalu ibunya yang melihat bukannya mencegah, malah melakukan inses dengan salahsatu puteranya. Salahsatu puteranya mencekik korban hingga pingsan. SR dengan tega mencekik anak angkatnya itu usai berhubungan.
"Setelah hilang nyawanya dibopong jam 10 pagi kondisi di kampung tidak ada yang lihat padahal korban saat itu digendong seperti biasa lalu diikuti oleh dua anaknya, dia buang itu ke sungai," kata Arist.
Menurutnya kasus ini bisa dijadikan sebagai momentum mengkampanyekan gerakan perlindungan anak dengan memutus mata rantai kekerasan di Jabar dan juga Indonesia.
"Bagi Komnas PA kejadian ini tidak hanya sekedar penanganan biasa saja. Saya sampaikan tadi ke pa Kapolres ke pak Kasat tidak berhenti biasa-biasa saja, tapi hal ini bagi Komnas PA akan dijadikan momen bukan mengeksploitasi kasusnya tapi jadikan momen kesempatan untuk mengkampanyekan melakukan gerakan perlindungan anak," tandasnya.
Biadab! Usai Bunuh Bocah, Ibu dan Putranya Inses di Samping Mayat:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini