Puluhan polwan berhijab putih sejak pagi sudah duduk bersila di balik kawat berduri yang dipasang aparat keamanan DPRD Kota Malang Jalan Tugu, Kota Malang, Senin (30/9/2019).
Mereka tiada henti melantunkan 99 nama-nama baik yang dimiliki Allah SWT. Tepat di hadapan para polwan, berdiri para pendemo yang berasal dari berbagai elemen mahasiswa.
Diantaranya Front Rakyat Melawan Oligarki, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi dan massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malang.
Tidak terlihat kegaduhan selama berlangsungnya aksi unjuk rasa. Pendemo dengan tertib menyuarakan aspirasinya, melalui pengeras suara yang dibawa di atas mobil pikap.
Di sela itu, harmonisasi terlihat ketika sejumlah polwan berhijab putih membagikan air mineral dan permen berbagai rasa kepada pengunjuk rasa. Salat gaib turut digelar untuk mendoakan dua mahasiswa yang meninggal dunia saat unjuk rasa di DPRD Kendari beberapa waktu lalu.
![]() |
Pengunjuk rasa pun tak segan untuk menerima pemberian para Polwan itu. Sehingga aksi unjuk rasa berjalan damai dan tertib.
Sampai berita ini diturunkan, puluhan mahasiswa masih tetap menggelar aksi unjuk rasa. Mereka membuat mimbar bebas, untuk siapapun yang ingin menyuarakan aspirasinya.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengatakan jika pembacaan Asmaul Husna bertujuan mendinginkan suasana aksi unjuk rasa. Selain, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT selama berjalannya aksi unjuk rasa.
"Bacaan Asmaul Husna diharapkan bisa membuat suasana tetap adem, damai dan tertib selama unjuk rasa berjalan. Kami juga turut berduka cita atas meninggalnya adik kita, rekan kita, sahabat kita di Kendari. Dan yakinlah Polri akan profesional dalam melakukan penyidikan untuk mengungkap kasus penembakan di Kendari itu," ucap Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander kepada detikcom disela pengamanan aksi unjuk rasa, Senin siang.
Dony mengaku, pihaknya menjamin keamanan para mahasiswa selama berunjuk rasa. Selain itu mengupayakan secepat mungkin adanya pertemuan perwakilan massa aksi dengan pimpinan DPRD Kota Malang dan pejabat pemerintahan yang ada.
"Kita tetap mengawal dan mengamankan adik-adik mahasiswa dalam berorasi, mengedepankan negoisasi antara koordinator aksi dengan pimpinan DPRD Kota Malang dan pejabat pemerintahan, untuk bisa menyampaikan aspirasinya," tegas Dony.
Halaman 2 dari 2