Pantauan detikcom, musyawarah diadakan di Kantor Desa Cilebut Timur, Jalan Jambudipa No 115, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/9/2019). Musyawarah dimulai sekitar pukul 20.15 WIB.
Musyawarah ini dipimpin oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Cilebut Timur Abdul Munir, Plt Kades Cilebut Timur Paskalis, Danramil 2101/Sukaraja Kapten Inf Bambang Dwi, dan Panit I Bimas Polsek Sukaraja Iptu Asep Rosadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada sekitar 50 orang pengurus RT-RW dan warga Cilebut Timur yang hadir dalam rapat kali ini.
Sekretaris Desa (Sekdes) Cilebut Timur Abdul Munir mengatakan rapat ini diadakan untuk mencari solusi terkait tumpukan sampah yang menggunung di pinggir Sungai Ciliwung.
"Dahulu itu merupakan tanah berlubang. Sebelum ada perumahan, warga sekitar membuang sampah ke situ. Sekarang, mari kita sama-sama mencari solusi untuk mengatasi sampah di Desa Cilebut Timur," kata Abdul.
Danramil 2101/Sukaraja Kapten Inf Bambang Dwi menambahkan, masalah tumpukan sampah di pinggir Sungai Ciliwung masih dicari solusinya. Ia menjelaskan, satuan tugas (Satgas) akan dibentuk untuk menjaga Sungai Ciliwung.
![]() |
"Nanti akan ada Satgas, bisa dari Binmas atau Babinsa. Satgas ini di bawah kendali Kodim," jelas Bambang.
Kapten Bambang menambahkan, perlu dukungan semua masyarakat agar masalah sampah di Desa Cilebut Timur, bisa teratasi. "Harapan kita sama-sama belajar, di mana memberikan pelajaran kepada masyarakat agar tidak terulang lagi sampah yang menumpuk," ungkapnya.
Hingga pukul 21.00 WIB, pertemuan ini masih berlangsung. Banyak warga Cilebut Timur yang meminta solusi terkait sampah, baik di mana membuangnya, iuran sampahnya, dan lain-lain.
Sebelumnya, adanya persoalan gunung sampah di pinggir Sungai Ciliwung di wilayah Cilebut ini diungkap aktivis Komunitas Peduli Ciliwung Suparno lewat akun Instagram-nya.
"LAGI. Gunung sampah setinggi sekira 16m hampir saja berguguran ke Sungai Ciliwung di Desa Cilebut Timur, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor. Sempat ngobrol dengan warga, titik ini sudah terjadi sepuluh tahun lalu. Ketika musim panas seperti saat ini, sampah dibakar. Sementara pemukiman di sekitar terganggu asap hasil pembakaran sampah. Bila musim hujan, bau dan banyak lalatnya," tulis Suparno.
Warga sekitar yang diwawancarai detikcom di sekitar lokasi mengeluhkan hal senada. Para warga yang tinggal di sekitar gunung sampah ini mengaku sangat terganggu. Asap selalu masuk ke rumah. Karena asap ini dari aneka sampah, termasuk limbah plastik, kesehatan warga jadi terganggu.
"Di dalam rumah saya ada bayi, yang mau tidak mau harus menghirup polusi udara tersebut," kata salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi pembuangan sampah ini, Aan, Senin (23/9).
Warga lainnya bernama Andika menjelaskan tumpukan sampah ini lokasinya tidak jauh dari musala perumahan warga. Asap pembakaran sampah ini sering kali masuk ke musala dan mengganggu kekhusyukan warga yang salat.
![]() |
"Adanya tumpukan sampah tersebut sangat mengganggu kegiatan ibadah di musala perumahan yang posisinya bersebelahan langsung," ujarnya.
"Bau asap juga tercium ketika membuka pintu ataupun jendela di pagi hari. Padahal udara pagi di Cilebut, Bogor, cukup sejuk dan baik untuk olahraga. Kasihan anak-anak kecil kalau harus menghirup asap," sambung warga lainnya, Tompi Utomo.
![]() |
Warga lainnya, Yance Waita, mengungkapkan tumpukan sampah itu membuat Sungai Ciliwung tercemar. Setiap musim hujan, tumpukan sampah tersebut akan turun ke sungai karena terbawa arus.
Sungai Ciliwung, lanjut Yance, akan menjadi hitam akibat limbah dari gunung sampah ini. Padahal, menurutnya, Sungai Ciliwung ini masih dia manfaatkan bersama sejumlah warga lainnya untuk mandi, mencuci, dan air minum.
"Kalau musim hujan Bapak datang, air hitam. Jadi, kalau mandi di sini (Sungai Ciliwung), bau," ucap Yance.
Yance berharap pemerintah setempat segera menangani gunung sampah di Cilebut ini. Dia juga meminta kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, melainkan melalui jalur resmi. (hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini