Kasie Pelayanan Kebersihan pada Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Hendrik Sopian mengatakan, DLH Kabupaten Bogor sudah melakukan tinjauan ke lokasi. Mereka baru sebatas melihat gunung sampah tersebut dan mengumpulkan informasi dari warga sekitar.
"Kita baru pada tindakan tanya ke RW setempat. Dari informasi RW setempat, tumpukan sampah itu sudah ada 9 tahunan," kata Hendrik, ketika dihubungi, Rabu (25/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ia menjelaskan, tumpukan sampah di Desa Cilebut Timur itu berada di lokasi yang curam. Saat ditanya soal rencana pembersihan gunung sampah tersebut, dia mengakui hal itu cukup sulit dilakukan.
"Ekskavator dimungkinkan, cuma harus membongkar pagar perumahan," katanya.
Hendrik mengungkapkan, pembersihan gunung sampah di Desa Cilebut Timur itu tidak bisa langsung dikerjakan begitu saja. Pihaknya nanti terlebih dahulu akan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
"Pembongkaran pagar perumahan itu kan harus ada komunikasi-komunikasi dengan perumahan. Kalau manual, berat," jelasnya.
Hendrik menyatakan, butuh sekitar 50 truk untuk mengangkut tumpukan sampah di pinggir Sungai Ciliwung itu. Menurutnya pembersihan tidak akan selesai dalam waktu satu atau dua hari, melainkan seminggu.
"Kita (DLH) baru tahap pada survey saja. Untuk dilakukan pembersihan, harus ada permohonan dari lingkungan sekitar dulu. Jadi dari RW ke kecamatan, lalu kecamatan ke DLH. Jadi harus ada pelaporan dulu baru bisa dikerjakan," tutur Hendrik.
Seperti yang diketahui, keberadaan gunung sampah ini pertama kali diungkap aktivis Komunitas Peduli Ciliwung, Suparno, melalui akun Instagram-nya. Dia mengaku prihatin karena gunung sampah ini dekat dengan Sungai Ciliwung dan permukiman.
"LAGI. Gunung sampah setinggi sekira 16m hampir saja berguguran ke sungai Ciliwung di desa Cilebut Timur, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor. Sempat ngobrol dengan warga, titik ini sudah terjadi sepuluh tahun lalu. Ketika musim panas seperti saat ini, sampah dibakar. Sementara pemukiman di sekitar terganggu asap hasil pembakaran sampah. Bila musim hujan, bau dan banyak lalatnya," tulis Suparno. (hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini