Bogor - Tinggi
tumpukan sampah di RT 1 RW 2, Desa Cilebut Timur, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencapai 16 meter. Seorang warga Papua yang tinggal di dekat tumpukan sampah tersebut, Yance Waita (62), mengaku sangat terganggu oleh keberadaan sampah itu.
"Rumah saya di atas, dekat sama sampah ini. Asap, lalat, dan baunya itu mengganggu sekali," kata Yance di sekitar lokasi, Senin (23/9/2019).
 Gunung sampah di Cilebut, Bogor, yang mencemari Sungai Ciliwung. (Sachril Agustin Berutu/detikcom) |
Yance menjelaskan, bau dari tumpukan sampah itu tercium sampai ke dalam rumahnya. Tak hanya itu, tumpukan sampah menggunung ini sering dibakar warga sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asap pembakarannya, kata Yance, sampai masuk ke rumahnya. "Ya ini asapnya saja masuk ke rumah. Ini sampai sekarang, orang-orang masih membuang sampah ke sini," lanjut dia.
Yance menceritakan tumpukan sampah di pinggir Sungai Ciliwung dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) liar. Petugas kebersihan pun, katanya, membuang sampah ke sebelah rumahnya.
Gunung sampah 16 meter di tepi Sungai Ciliwung, Cilebut, Bogor. (Sachril Agustin Berutu/detikcom) |
"Yang disebut tempat pembuangan sementara itu boks atau tempat penampungan lah. Lalu kebersihan datang ngambil, lalu buang ke tempat pembuangan sampah akhir. Itu yang jelas. Tapi kalau di sini, urusannya sudah ke pengairan (Sungai Ciliwung)," beber dia.
"Jadi petugas bawa gerobak. Datang, buangnya ke sini. Sekarang sampahnya main ditinggal dibuang ke sini, termasuk polusinya juga. Warga yang buang dari perumahan sana," ungkap Yance.
Dia pun menjelaskan, Sungai Ciliwung tercemar akibat tumpukan sampah di tempat ini, karena ketika musim hujan, sampah akan terbawa arus dan turun langsung ke sungai.
Yance berharap permasalahan sampah ini segera ditangani. "Kalau musim hujan, bapak datang, air hitam. Jadi kalau mandi di sini (Sungai Ciliwung), bau," tuturnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini