Aljazair - Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di ibukota Aljazair. Mereka menentang adanya pengamanan yang ketat dan menuntut agar kepala militer Aljazair dipecat.
Dikutip dari AFP, Sabtu (21/92019), para demonstran berkumpul di dekat alun-alun kantor utama ibukota pada Jumat (20/9). Gerakan yang sebelumnya memaksa presiden lama Abdelaziz Bouteflika untuk mundur pada bulan April lalu, kali ini menyerukan pemecatan untuk Jenderal Ahmed Gaid Salah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang menginginkan jatuhnya Gaid Salah," teriak para demonstran. Hal ini merujuk pada de facto di Aljazair pasca-Bouteflika.
"Bawa kita semua ke penjara, orang-orang tidak akan berhenti." lanjutnya.
Aksi itu menandai 31 hari berturut-turut demonstrasi di Aljazair. Namun para demonstran menghadapi pengerahan pasukan keamanan yang besar di pusat kota dan di sepanjang jalan utama.
Pada Rabu, pimpinan militer Aljazair memerintahkan aparat untuk memblokir para demonstran yang dari luar Aljazair masuk ke ibukota. Upaya untuk membendung datangnya orang yang menghadiri aksi demonstrasi antirezim tersebut.
Para demonstran garis keras datang setelah presiden sementara Abdelkader Bensalah pada Minggu mengumumkan bahwa tanggal 12 Desember dilakukan pemilihan presiden untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kepergian Bouteflika.
Gaid Salah telah memimpin desakan untuk pemilihan pada akhir 2019. Meskipun massa menuntut reformasi politik dan penghapusan loyalis mantan presiden Abdelaziz Bouteflika sebelum pemungutan suara, termasuk Gaid Salah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini