Dinkes Nyatakan Bayi 3 Hari di Pekanbaru Meninggal Bukan karena Asap

Dinkes Nyatakan Bayi 3 Hari di Pekanbaru Meninggal Bukan karena Asap

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Kamis, 19 Sep 2019 17:16 WIB
Foto: Ayah bayi yang meninggal di usia 3 hari, Evan Zebdrato (28) (ist)
Pekanbaru - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, memastikan bayi usia 3 hari di Pekanbaru meninggal bukan karena kabut asap. Bayi itu meninggal karena penyumbatan saluran nafas.

"Berdasarkan kronologis setelah bayi lahir sampai meninggal kematian bayi bukan disebabkan ISPA ataupun Kabut Asap namun bisa diduga akibat penyumbatan saluran nafas," ucap Plt. Kadis Kesehatan kota Pekanbaru M. Amin, dalam siaran persnya kepada detikcom, Kamis (19/9/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut kronologi meninggalnya sang bayi versi Dinkes Pekanbaru:

16 September 2019

Bayi lahir pada tanggal 16 September 2019 Jam 16.45 WIB di Bidan Praktek Mandiri secara Normal (Pervaginam) dengan BBL 2800 gram PB 49 cm lahir spontan dan menangis kuat, air ketuban jernih dan kondisi placenta baik. Umur kehamilan pada saat persalinan cukup bulan, Pemeriksaan kehamilan dilakukan di BPM sebanyak 6 kali selama kehamilan.

17 September 2019

Pada tanggal 17 September 2019 Jam 09.00 WIB Bayi dan ibu dipulangkan ke rumah dengan kondisi Ibu dan Bayi dalam keadaan sehat. Pada pukul 15.00 WIB bidan penolong persalinan dihubungi oleh keluarga pasien dengan keluhan bayi Ny. Lasmayani demam, bidan datang dan memeriksa bayi dengan hasil suhu bayi 39.5 Β°C. Bidan memberikan obat penurun panas sebanyak ΒΌ sendok teh dan menganjurkan bayi dikompres. Pada Jam 16.00 WIB diperiksa kembali kondisi suhu badan bayi sudah turun menjadi 38Β°C.

Setelah lahir bayi pada hari pertama belum mendapat ASI, baru mendapatkan ASI pada hari kedua dan ketiga. Selama bayi disusui tidak pernah disendawakan karena ibu belum pandai cara menyendawakan bayinya.



18 September 2019

Pada tanggal 18 September 2019 Jam 10.00 WIB bidan melakukan homecare ke rumah bayi dan menemukan kondisi bayi setelah diperiksa suhu badannya 37 Β°C. Jam 19.00 WIB bidan dipanggil orangtua kembali ke rumah dengan keluhan bayi biru, muntah dan keluar cairan dari hidung berwarna bening beberapa lama setelah bayi diberikan ASI.



Bayi diperiksa bidan dan ditemukan suhu badannya 42 Β°C dan langsung di rujuk ke RS didampingi dengan bidan untuk penanganan lebih lanjut. Pasien diantar oleh bidan ke RS. Sampai di RS bayi dinyatakan sudah meninggal di perjalanan.

Sedangkan, Ayah sang bayi, Evan Zebdrato (28), mengatakan anaknya lahir pada Senin (16/9). Pada hari kedua lahir, si bayi mengalami demam.

Evan membawa bayi itu ke bidan, tapi bidan menyarankannya ke RS. "Kondisi bayi saat itu bibirnya sudah menghitam, sesak napas. Panas badan anaknya saya mencapai 40. Makanya saya bawa ke rumah sakit, tapi belum sampai ke RS Syafira, anak saya meninggal," ungkap Evan.


Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads